Migrant Care Klaim Temukan Pedagang Surat Suara di Malaysia

Laporan: Tio Pirnando
Selasa, 20 Februari 2024 | 18:33 WIB
Staf pengolahan data dan publikasi Migrant Care, Muhammad Santosa (SinPo.id/ Tio Pirnando)
Staf pengolahan data dan publikasi Migrant Care, Muhammad Santosa (SinPo.id/ Tio Pirnando)

SinPo.id - Lembaga perlindungan pekerja imigran Indonesia atau Migrant Care, menemukan dugaan perdagangan surat suara Pemilu 2024 di Luar Negeri, khususnya di Malaysia. Temuan itu dilaporkan Migrant Care ke Bawaslu RI. 

Staf pengolahan data dan publikasi Migrant Care, Muhammad Santosa menjelaskan, konsep dari Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, mengirim surat suara pos ke penerima satu hari sebelum pencoblosan, menimbulkan banyak permasalah. Karena, banyak surat suara  hanya ditaruh di kotak pos, tidak diterima langsung oleh pemilih. 

"Kalau saya mengutip kata-kata pak Dubes Hermono (Dubes RI untuk Malaysia) itu pedagang susu, pedagang surat suara. Inilah yang dimanfaatkan oleh pedagang surat suara. Mereka sengaja mencari dari kotak pos satu ke kotak pos lainnya," kata Santosa dalam konferesi pers di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Februari 2024. 

Santosa mengaku melakukan investigasi langsung ke beberapa apartemen di Kuala Lumpur yang banyak dihuni oleh Warga Negara Indonesia (WNI). 

Di apartemen yang diinvestigasi itu hanya terdapat kotak pos, diletakkan di Jalur tangga. Jika di apartemen tersebut terdapat tiga jalur tangga, maka ada tiga kotak pos. Dan, tidak dijaga.

"Nah surat suara pos itu hanya ditaruh di kotak pos, tidak ke penerima. Saya sering lalu lalang naik turun tapi saya tidak tahu apakah saya mendapat kiriman surat suara pos atau tidak, saya tidak pernah tahu. Karena ketidaktahuan ini lah dimanfaatkan oleh pedagang suara," ujarnya. 

Para pedagang suara itu sengaja mendatangi setiap kotak pos di apartemen-apartemen WNI, hingga surat suaranya terkumpul banyak. Kemudian, surat suara tersebut mereka tempatkan di satu titik. 

"Daat itulah siapa yang mencari membutuhkan surat suara itu tadi. Misalkan, si caleg membutuhkan surat suara sekian ribu, sekian ratus, di situ tarik menarik harga sekian ringgit, sekian puluh ringgit terjadi," kata Santosa. sinpo

Komentar: