Migran Care Laporkan 3.238 Pemilih Ganda di Johar Baru, Malaysia

Laporan: Khaerul Anam
Kamis, 01 Februari 2024 | 20:05 WIB
Ilustrasi pemilu (SinPo.id/ RRI)
Ilustrasi pemilu (SinPo.id/ RRI)

SinPo.id - Perkumpulan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat atau Migrant Care menemukan sebanyak 3.238 nama ganda pada daftar pemilih tetap luar negeri (DPTLN) di Johor Bahru, Malaysia.

Temuan dugaan pelanggaran administrasi tersebut langsung dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.

“Tim Migrant Care menemukan sekitar 3.238 nama dengan alamat dan umur yang sama. Artinya, pada DPTLN Johor Bahru PPLN mempublikasikan nama, umur, dan alamat masing-masing warga negara,” kata Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo menjelaskan dalam konferensi persnya di Bawaslu RI, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024.

Wahyu mengatakan, hal ini membuktikan bahwa KPU tidak mempunyai satu standar baku dalam penetapan DPTLN di masing-masing kota atau negara.

"Selain 3.238 nama ganda yang kami temukan dalam DPT Johor Bahru, kami juga menemukan banyak data ganjil," ujarnya.

Data ganjil tersebut, lanjut Wahyu, yakni sekitar 24 orang dari DPTLN Johor Bahru bertuliskan alamat Indonesia dan 19 nama dalam data tertulis beralamat 'bercuti/rehat/pulang’.

Menurutnya, pemilihan di luar negeri, terkhusus Malaysia merupakan negara yang menjadi fokus pemantauan Migrant Care dalam proses penyelenggaraan pemilu 2024.

Adapun wilayah Johor Bahru menjadi salah satu wilayah dengan jumlah pemilih terbanyak pemilu Indonesia di luar negeri. Total pemilih sebanyak 119.491 orang.

Wahyu meminta kejanggalan data ini menjadi perhatian Bawaslu dan KPU. Apabila tak benar-benar dipantau akan berpotensi jadi tempat penggelembungan suara.

“Dari data ganda yang terkandung, dan saya kira punya potensi adanya penggelembungan suara kalau itu tidak dibenahi,” katanya.

Wahyu menduga masih banyak nama ganda di DPTLN lain. Oleh karena itu, Wahyu berharap Bawaslu dan KPU dapat melihat kembali secara cermat dan rinci DPTLN terutama di negara-negara di mana dengan jumlah pemilih yang besar.

"Bukan tidak mungkin angka-angka yang kami laporkan ini jumlahnya lebih besar sebenarnya,” tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI