Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Didukung Indikator Positif
SinPo.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5 persen tahun 2023, tak lepas dari dukungan berbagai indikator yang lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya. Bahkan hal itu sejalan dengan prediksi IMF, Bank Dunia, dan konsensus Bloomberg.
"Artinya APBN mampu bertahan dalam tekanan dan APBN mampu membantu ekonomi juga untuk menjadi lebih baik,” kata Menkeu, Rabu 10 Januari 2024.
Selain perekonomian yang tumbuh, Inflasi Indonesia juga terkendali di level 2,61 persen (yoy) per Desember 2023, jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi 2023 yang sebesar 3,6 persen. Adapun yang menjadi kontributor utama menurunnya inflasi, yakni volatile food seperti beras, cabai, dan bawang putih.
“Stabilitas harga moga-moga tidak mengalami disrupsi lagi karena faktor geopolitik, maupun bencana alam dan faktor lainnya,” ungkapnya.
Kemudian sektor transportasi, akomodasi makan minum, dan infokom juga menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi. Bahkan sektor pertambangan juga mampu tumbuh 5,7 persen di tengah moderasi harga komoditas global.
Meskipun ekspor dan impor cenderung berada di zona negatif sejak awal 2023 akibat melemahnya perekonomian global, khususnya negara-negara mitra dagang utama Indonesia, namun neraca perdagangan Indonesia masih menunjukkan kinerja positif dan mencatatkan surplus 43 bulan berturut-turut.
Sementara laju pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tercatat tingkat pengangguran terbuka mampu ditekan ke level 5,32 persen per Agustus 2023 dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar 5,86 persen.
“Jadi semua tren dari sektor kesejahteraan masyarakat terutama kelompok 40 persen paling rentan menunjukkan adanya perbaikan. Dan itu karena APBN kita cukup aktif meng-address isu dari masyarakat yang paling rentan ini,” terangnya.
Diketahui, ekonomi nasional secara kumulatif mampu tumbuh 5,05 persen hingga triwulan ketiga tahun 2023. Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 4,9 persen (year to date) dan investasi 4,2 persen (ytd). Sedangkan ekspor tumbuh tipis 1,1 persen (ytd) dan impor melemah -2,0 persen (ytd) akibat adanya pelemahan ekonomi global.