TKN: Pembelian Alutsista untuk Keamanan Negara dari Potensi Serangan

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 03 Januari 2024 | 22:16 WIB
Alutsista anyar milik TNI AU (Sinpo.id/Tim Media)
Alutsista anyar milik TNI AU (Sinpo.id/Tim Media)

SinPo.id -  Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menjelaskan pembelian alutsista tidak bertujuan untuk terlibat dalam perang pada masa mendatang.

Pembelian alutsista sebagai langkah pencegahan untuk menjaga keamanan negara dari potensi serangan. Pernyataan Budiman ini untuk merepons pernyataan calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang mempertanyakan urgensi pengadaan alat perang.

"Jika kita baru beli alat perang saat besok mau perang, alat perangnya akan terlambat. Baru datang setelah sebagian Tanah Air kita sudah diduduki tentara negara lain. Sebagian tentara kita tewas karena tak memiliki alat tempur, dan korban sipil sudah banyak," kata Budiman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2024.

Menurut dia, logika pertahanan perlu dipahami oleh seorang pemimpin karena pertahanan merupakan hal yang vital untuk menjaga kedaulatan bangsa.

Budiman mengungkapkan bahwa sistem pertahanan menjadi perhatian penuh dari pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ini bahkan menjadi salah satu program yang ada dalam astacita Prabowo-Gibran.

"Di astacita kedua, kami bicara tentang jumlah anggaran pertahanan, melanjutkan kebijakan Pak Jokowi yang ingin memperkuat pertahanan Indonesia, termasuk dalam konteks pencegahan dalam poin 6, memperkuat sistem deteksi dini serta memperkuat teknologi informasi dan memperkuat pertahanan siber," ujar dia.

Selain itu, dia menanggapi pertanyaan Cak Imin yang membandingkan alat perang dengan alat pertanian. Hal itu merupakan persoalan yang berbeda untuk dibandingkan.

"Alat perang dan alat pertanian keduanya penting. Untuk pertanian, Prabowo-Gibran juga memiliki program modernisasi bisnis pertanian, mekanisasi pertanian, serta lumbung pangan untuk swasembada. Ini dua hal yang berbeda. Jadi, jangan dibandingkan, pilih alat perang atau alat pertanian," kata dia.

Sebelumnya, Cak Imin menyampaikan keheranannya dengan kondisi negara yang lebih memilih berutang membeli alat perang ketimbang alat pertanian. Ini disampaikan Cak Imin saat berkampanye di depan sejumlah petani di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Kita enggak perang, kenapa kebanyakan utang beli alat perang? Lebih baik utang untuk beli alat pertanian. Buat apa kita utang ratusan triliun rupiah, tetapi tidak untuk sesuatu yang nyatanya tak dibutuhkan? Nyatanya kita butuh pangan," ujar dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI