Serangan dan Pengusiran Paksa Pengungsi Rohingya di Aceh Menjadi Perhatian UNHCR

Laporan: Sinpo
Jumat, 29 Desember 2023 | 14:21 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/pixabay.com)

SinPo.id -  Badan Pengungsi PBB, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sangat prihatin melihat serangan massa di lokasi penampungan keluarga pengungsi Rohingya di Kota Banda Aceh. Para pengungsi merupakan kelompok rentan, yang mayoritasnya adalah anak-anak dan Perempuan.

Tercatat ratusan pemuda mendatangi besmen gedung pada Rabu 27 Desember 2023,  tempat para pengungsi bernaung. Massa menembus barisan polisi dan secara paksa memasukkan 137 pengungsi ke dalam dua truk, dan memindahkan mereka ke lokasi lain di Banda Aceh.

“Peristiwa ini membuat para pengungsi tersentak dan trauma,” tulis pernyataan resmi UNHCR, Jumat 29 Desember 2023.

Lembaga itu masih sangat mengkhawatirkan keselamatan para pengungsi dan menyerukan kepada aparat penegak hukum setempat untuk mengambil tindakan darurat guna memberikan perlindungan bagi semua individu dan staf kemanusiaan yang putus asa.

UNHCR menyebut serangan massa terhadap pengungsi ini bukanlah sebuah tindakan yang terisolasi namun merupakan hasil dari kampanye online yang terkoordinasi yang berisi misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian terhadap pengungsi. “Dan upaya untuk merusak upaya Indonesia dalam menyelamatkan nyawa orang-orang yang putus asa dalam kesulitan di laut,” tulis pernyatan itu menjelaskan.

UNHCR mengingatkan semua orang bahwa pengungsi anak-anak, perempuan dan laki-laki yang putus asa yang mencari perlindungan di Indonesia adalah korban penganiayaan dan konflik, dan merupakan penyintas perjalanan laut yang mematikan. Indonesia – dengan tradisi kemanusiaan yang telah lama diterapkan – telah membantu menyelamatkan nyawa orang-orang yang putus asa ini, yang jika tidak ditolong akan meninggal di laut – seperti ratusan orang lainnya.

Lembaga itu juga memperingatkan masyarakat umum untuk mewaspadai kampanye online yang terkoordinasi dan dikoreografikan dengan baik di platform media sosial, yang menyerang pihak berwenang masyarakat setempat, pengungsi dan pekerja kemanusiaan, menghasut kebencian dan membahayakan nyawa.

“UNHCR mengimbau publik di Indonesia untuk memeriksa ulang semua informasi yang tersedia secara online, yang banyak diantaranya salah atau diputarbalikkan, dengan gambar yang dibuat oleh AI, dan ujaran kebencian yang disebarkan melalui akun bot,” tulsi pernyataan UNHCR itu lebih lanjut.

 sinpo

Komentar: