Kemenag Bertekad Tingkatkan Pendidikan Islam yang Makin Ramah Difabel

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Senin, 04 Desember 2023 | 17:57 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Pendidikan Islam Kemenag, M. Ali Ramdhani (SinPo.id/ Dok. Kemenag)
Direktur Jenderal Pendidikan Pendidikan Islam Kemenag, M. Ali Ramdhani (SinPo.id/ Dok. Kemenag)

SinPo.id - Kementerian Agama terus meningkatkan fasilitas pendidikan Islam yang ramah difabel. Hingga tahun ini sebanyak 146 madrasah telah di-upgrade menjadi madrasah ramah siswa difabel dengan fasilitas memadai.

Di tahun 2023 ini Kemenag telah menerbitkan petunjuk teknis penetapan madrasah inklusif, pedoman penyelenggaraan pendidikan inklusif di madrasah, dan sejumlah modul pendidikan inklusif. Selain itu telah pula dibentuk Pokja yang kini tersebar di 43 daerah dengan 2274 anggota, terdiri dari guru, kepala sekolah, pengawas madrasah, akademisi, fasilitator, dan guru pembimbing khusus.

Hari Disabilitas Internasional tahun 2023 ini mengusung tema "Berinovasi Bangkitkan Pendidikan  Inklusif: Peran Inovasi dalam Mendorong Dunia yang dapat Diakses dan Adil."

Direktur Jenderal Pendidikan Pendidikan Islam Kemenag, M. Ali Ramdhani mengatakan, pihaknya telah berupaya maksimal mengakomodir pendidikan kaum difabel dengan meningkatkan jumlah unit pendidikan Islam ramah disabel dari tahun ke tahun.

"Kami telah melakukan penyesuaian regulasi dan aksi nyata agar dapat memberikan layanan terbaik untuk anak berkebutuhan khusus," kata Ali dalam keterangannya, Senin, 4 Desember 2023.

Sampai penghujung tahun 2023 ini terdapat 714 lembaga penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar di seluruh Indonesia, 147 di antaranya telah menerima SK Lembaga Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Inklusif.

Biaya penyesuaian satuan pendidikan ramah disabel tidaklah murah, namun hal ini harus menjadi prioritas karena pendidikan adalah hak semua warga negara.

Menurut Ali, pendidikan inklusif tidak hanya sebatas membuka akses difabel kepada bangku pendidikan saja, tetapi juga bisa menjamin keberlanjutan dalam menjalani proses pendidikan.

"Kaum difabel adalah aktor pembangunan, bukan obyek. Maka mari kita bergerak bersama meski butuh perjuangan keras," tambahnya.

Kemenag. kata Ali, memiiki kewajiban memberikan fasilitas layak, karena penyandang disabilitas terlahir dalam kondisi yang berbeda. Pasalnya, setiap penyandang disabilitas memiliki kebutuhan dan cara perlakuan yang berbeda.

"Pada peringatan Hari Disabilitas Internasional ini, kami melibatkan langsung para penyandang disabilitas. Mari kita bergandengan tangan memberikan layanan terbaik kepada para penyandang disabilitas ini, khususnya di bidang Pendidikan," tandasnya.

Saat ini jumlah siswa disabel di lembaga pendidikan naungan Kemenag mencapai 43.327 siswa, yang tersebar di 4.046 madrasah, meliputi tingkat Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Aiyah.

Para siswa disabel ini baru dapat dilayani dengan baik oleh 146 madrasah. Masing-masing di jenjang RA sebanyak 29 lembaga, jenjang MI sebanyak 88, jenjang MTs sebanyak 24, dan jenjang MA sebanyak 5. Untuk perguruan tinggi baru ada satu, yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI