Airlangga Klaim Perekonomian Indonesia Masih Relatif Kuat di Tengah Ketidakpastian Global

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 28 November 2023 | 20:33 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Dok. Kemenko Perekonomian)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Dok. Kemenko Perekonomian)

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan perekonomian Indonesia relatif kuat bahkan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia, di tengah risiko ketidakpastian global yang masih berlangsung.

Adapun tantangan global yang saat ini dihadapi yakni, terjadinya perubahan iklim dan El Nino yang menyebabkan volatilitas harga komoditas dunia, pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), serta eskalasi tensi global perang Palestina-Israel.

Namun pada triwulan III-2023, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen (yoy) dan capaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok, Malaysia dan AS. Capaian baik ini juga didukung tingkat inflasi rendah yakni 2,56 persen (yoy). Sehingga perekonomian Indonesia cenderung lebih baik di antara peers countries.

“Solidnya perekonomian nasional didukung dari sisi demand dan supply. Sisi demand dikontribusikan oleh konsumsi rumah tangga sebesar 52,62 persen dan investasi PMTB sebesar 29,68 persen. Sementara dari sisi supply, ditopang oleh industri pengolahan dengan kontribusi 18,75 persen terhadap total PDB,” kata Airlangga, dalam acara CTBC Economic Outlook 2024, Selasa 28 November 2023.

Tidak hanya sektor riil, ia menyebut Indonesia juga mampu menjaga stabilitas di sektor eksternal. Karena pada triwulan III-2023, defisit Neraca Pembayaran Indonesia turun signifikan dibandingkan periode sebelumnya, sedangkan Neraca Perdagangan surplus selama 42 bulan berturut-turut, yang pada Oktober 2023 surplus senilai USD 3,48 miliar.

Bahkan pertumbuhan kredit perbankan dengan tingkat risiko terjaga juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal itu, kata Airlangga, tercermin dari positifnya penyaluran kredit sebesar 8,99 persen dengan loan at risk dan non performing loan yang terus menurun.

"Pemerintah akan terus bersinergi untuk mendorong ketahanan dan kebangkitan ekonomi, baik melalui pendekatan kebijakan sektor riil, moneter, maupun fiskal,” paparnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI