Terus Melambung, Mungkinkah Rupiah Tembus Rp 14.000 per Dollar AS?
Jakarta, sinpo.id - Dalam kurun waktu kurang dari sepekan nilai tukar rupiah terus tertekan hingga di kisaran 13.700-an. Padahal sebelumnya pada 1 Maret 2018, rupiah tercatat berada di level Rp 13.288 per dollar AS.
Pada pembukaan perdagangan awal pekan ini, Senin (5/3/2018), rupiah dibuka di level 13.747 per dollar AS, bahkan sempat menyentuh level Rp 13.755. Angka tersebut tak jauh berbeda dengan penutupan perdagangan pekan lalu yang berada di posisi Rp 13.757.
Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas, David Sutyanto memprediksi, rupiah akan terus tertekan menuju penyelenggaraan Federal Open Market Committee (FOMC) oleh Bank Sentral AS (The Fed) pada minggu ketiga bulan Maret ini.
"Sentimen akan masih berlangsung menekan ke kita. Karena di Amerika sekarang ekonominya agak agresif. Kalau agresif kan pasti akan tekan mata uang yang lain. Dan ini juga bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tapi mata uang negara lain juga sama," ungkapnya saat dihubungi, Senin (5/3/2018).
Derasnya tekanan terhadap rupiah menimbulkan kekhawatiran di Indonesia khususnya. Banyak yang menakutkan jika laju dollar tak terbendung, nilai tukar bisa menembus level Rp 14.000 per 1 dollar AS. Terlebih, Indonesia masih diterpa krisis ekonomi yang tak berkesudahan.
Namun menurut David, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tak akan menembus angka Rp 14.000. Pasalnya, kondisi fundamental ekonomi dalam negeri dianggap cukup kuat menahan gempuran sentimen kebijakan penaikan suku bunga yang akan dilakukan The Fed.
"Jadi harusnya nothing to worry. Tapi memang kondisinya masih menekan kita. Ekspektasi kami sih tak lebih dari di kisaran Rp 13.900-an lah. Jangan sampai lewat dari Rp 14.000," ucapnya.
"Jadi menurut saya, kalau masyarakat mau jual dollar, ya bagusnya jual sekarang. Karena dengan jual dollar sekarang membantu pemerintah meningkatkan valuasi rupiah terhadap dolar," pungkasnya.

