Ketua MPR Ingatkan Potensi Konflik Horizontal dalam Pemilu 2024

Laporan: Juven Martua Sitompul
Jumat, 17 November 2023 | 16:09 WIB
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (SinPo.id/ Ashar)
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mewanti-wanti semua pihak terkait potensi terjadinya konflik horizontal dalam Pemilu 2024. Apalagi, pada catatan sejarah setiap penyelenggaraan pemilu selalu meninggalkan residu persoalan.

Oleh karenanya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu mengajak masyarakat untuk menghindari paradigma klise pada penyelenggaraan kontestasi politik 2024. Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi pemantik lahirnya konflik horizontal.

"Kontestasi politik tidak boleh memicu polarisasi masyarakat pada dua kutub-kutub yang berseberangan, baik sebelum, selama, hingga pasca penyelenggaraan Pemilu. Kita harus bercermin dari pengalaman sejarah, bahwa konflik yang terlahir dari kontestasi politik, seringkali meninggalkan trauma dan bekas luka yang lama sembuhnya," kata Bamsoet dalam keterangannya, Jakarta, Jumat, 17 November 2023.

Dia menekankan dalam konsepsi negara demokrasi, pemilu harus dimaknai sebagai ajang adu gagasan dan momentum memperjuangkan aspirasi rakyat. Artinya, pemilu tidak seharusnya melahirkan percikan-percikan konflik apalagi sampai mengorbankan ikatan soliditas kebangsaan antara sesama anak bangsa.

"Tentunya, kita mengharapkan pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin, dapat mengawal proses Pemilu yang jujur, adil, damai, berkualitas, dan yang tidak kalah pentingnya, juga bermartabat. Pada akhirnya nanti, siapa pun yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, memiliki kewajiban konstitusional untuk membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, lebih sejahtera, adil dan makmur," kata Bamsoet.

Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini mengungkapkan saat ini Indonesia juga tengah dihadapkan pada ancaman krisis dan hegemoni ekonomi-politik global. Dia menilai bangsa Indonesia harus menghadapi ancaman krisis ekonomi politik global.

"IMF memperkirakan sepertiga ekonomi dunia akan mengalami penyusutan. Bank Dunia memprediksi terjadinya resesi ekonomi global," katanya.

Bamsoet menyebut kondisi ini diperparah oleh iklim geo politik global yang masih dijejali perang Rusia-Ukraina. Selain itu, eskalasi ketegangan Tiongkok-Taiwan, potensi konflik di semenanjung Korea, memburuknya hubungan Turki dan Yunani, dan ketegangan di kawasan Laut Tiongkok Selatan. Belum lagi dengan adanya agresi yang dilakukan militer Israel ke Palestina.

"Di sisi lain, hegemoni ekonomi politik oleh negara-negara juga menjadi ancaman tersendiri, khususnya bagi negara seperti Indonesia. Dengan kekayaan sumberdaya yang kita miliki, letak geografis yang strategis di antara dua benua dan dua samudera yang perairannya dilintasi 40 persen jalur perdagangan laut dunia, menempatkan kita sebagai 'center of gravity' dan sekaligus menjadikan kita dalam posisi rentan terhadap pengaruh dan infiltrasi asing, serta ancaman keamanan maritim," tegas Bamsoet.sinpo

Komentar: