Atlet Panjat Tebing Indonesia Bakal Dapat Pendampingan Psikologi

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 08 November 2023 | 06:39 WIB
Ilustrasi panjat tebing (pixabay)
Ilustrasi panjat tebing (pixabay)

SinPo.id -  Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo meminta para atlet panjat tebing mendapatkan pendampingan psikologis. Khususnya dalam persiapan mengikuti International Federation of Sport Climbing (IFSC) Asian Qualifier 2023, 9 sampai 12 November mendatang untuk meraih tiket menuju Olimpiade 2024 Paris.

Hal ini disampaikan Menpora Dito dalam dalam konferensi pers IFSC Asian Qualifier 2023 di On3 Cafe Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Selasa 7 November 2023 siang. Menpora menyatakan bakal berkoordinasi dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dalam pemberian pendampingan psikologis ini.

“Dari evaluasi Asian Games, saya melihat yang harus kita perkuat adalah pendampingan psikologis. Saya sudah meminta dari tim pakar dari Kemenpora, yang kemarin dipakai juga untuk timnas sepak bola, juga akan kami berikan ke panjat tebing,” terang Menpora.

Menpora Dito menilai, kegagalan meraih emas dalam Asian Games bisa jadi dikarenakan atlet merasa gugup atau juga terasa sebagai beban. Sementara saat mengikuti kejuaraan yang sifatnya tanpa beban, atlet malah bisa kembali memecahkan rekor. 

“Nah ini salah satu alasan mengapa kami rasa memang perlu adanya pendampingan mental dan performa psikologis ini, yang juga akan kami berikan kepada atlet panjat tebing,” sebut Menpora. 

“Ini kan nanti sudah ada timnya ya. Nanti kami akan berkoordinasi dengan FPTI, jika diperkenankan nanti langsung masuk pada ritme pelatihan timnasnya. Karena menurut saya itu sangat krusial dan signifikan,” sambung Menpora Dito.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum FPTI Yenny Wahid menyatakan pihaknya bakal berkoordinasi lagi dengan Menpora. Perihal bagaimana pendampingan psikologis ini akan diberikan kepada para atlet. 

“Misalnya apakah khusus untuk yang sudah mendapatkan tiket nanti akan berbeda bentuk pendampingannya. Atau ada tim khusus yang memang penanganannya khusus, tetapi Pelatnas tetap jalan juga. Nanti kami akan diskusikan dan elaborasikan,” jelas Yenny

BERITALAINNYA
BERITATERKINI