Masyarakat Diimbau Tak Merespons Perang Israel-Palestina Berlebihan

Laporan: Juven Martua Sitompul
Kamis, 12 Oktober 2023 | 13:00 WIB
Connie Rahakundini (Sinpo.id/TV One News)
Connie Rahakundini (Sinpo.id/TV One News)

SinPo.id -  Masyarakat diimbau tidak terpancing secara berlebihan merespons konflik Palestina-Israel. Apalagi, perseteruan kedua negara bukan baru terjadi melainkan sudah berlangsung cukup lama.

"Kita semua sepakat, sebenarnya konflik Hamas dan Israel sudah berlangsung lama. Emosi rakyat sekarang jangan gampang terbakar," kata pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, kepada wartawan, Jakarta, Kamis, 12 Oktober 2023.

Dia juga mengingatkan semua pihak agar tidak membuat narasi yang mengarahkan Indonesia untuk membenci salah satu pihak lebih jauh. Masyarakat diingatkan konflik Israel-Palestina bagian dari geopolitik dan semua negara, termasuk Indonesia ingin dunia damai.

"Saya juga mengingatkan satu hal jangan ada narasi menarik-narik, yang menarik Indonesia ikut-ikutan terlibat dalam membenci atau memihak terlalu jauh. Kita harus paham geopolitik, dan prinsipnya kita ingin semua berdamai," katanya. 

Di sisi lain, Connie menilai serangan mendadak Hamas kepada Israel baru-baru ini merupakan serangan terbesar konflik Palestina-Israel.

"Serangan Hamas kemarin, merupakan kategori serangan besar," ucapnya.

Serangan ini, kata Connie, selain bersifat mendadak dan cepat juga begitu rahasia hingga membuat Israel kedodoran. Serangan roket Hamas meninggalkan lubang besar, lalu diduduki bulldozer serta sembunyi paralayang untuk menyerang ke jantung lawan.

"Setidaknya ada 3 ribu roket diluncurkan, benar-benar mendadak dan cepat," katanya

Padahal, pertahanan Israel jauh lebih kuat ketimbang kelompok Hamas. Apakah kedodoran dalam hal intelligent atau sistemnya atau aspek manusianya. Sehingga tidak ada langkah seperti pencegahan dini.

"Teknologi Israel sangat canggih, seperti penggunaan laser, terowongan, serta pemanfaatan robot. Tapi semua itu bisa saja kedodoran. Serangan Hamas seperti menonaktifkan semua, bisa kegagalan intel, karena tidak mungkin Israel tak tahu," ucapnya.

Connie mengatakan tak menutup kemungkinan Hamas mendapat dukungan dari Iran yang selama ini juga dekat dengan Rusia. Iran diduga sengaja ingin memberi pelajaran terhadap Israel atau NATO dan Amerika Serikat.

"Siapa yang mendukung peralatan senjata? Ini jadi fenomena perang yang menarik," ujarnya.

Dia memprediksi konflik Palestina-Israel bisa merembet ke Iran, Yordania, dan Saudi Arabia. Sebab, Israel saat ini kurang mendapatkan dukungan dari sekutu utamanya, Amerika.

"Israel akan menghadapi problem dukungan dari Amerika sebagai sekutunya. Amerika saat ini mengalami problem kepentingannya terhadap perang Rusia Ukraina, terlebih Washington sendiri juga tengah memasuki pemilihan presiden," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI