Saatnya Indonesia Jadi 'Pemain Utama' Selesaikan Konflik Palestina-Israel
SinPo.id - Partai Gelora Indonesia mendorong pemerintah meningkatkan perannya dalam menyelesaikan konflik antara Palestina-Israel. Terpenting, mendorong kemerdekaan Palestina secepatnya.
Apalagi, Israel sejatinya menolak proposal dua negara yang digagas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sehingga, tidak heran jika banyak provokasi yang dilakukan Israel yang bisa memicu perang.
"Kita tidak bisa lagi hanya menjadi penonton. Karena bukan berarti, kita tidak terlibat konflik, kita tidak kena dampak konflik ini. Kita diam pun, kita akan kena dampak geopolitiknya," kata Wakil Ketua Bidang Narasi DPN Partai Gelora Indonesia Tengku Zulkifli Usman di Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023.
Tengku Zulkifli menilai sudah saatnya bagi Indonesia menjadi 'pemain' global (global player). Dia yakin Indonesia bisa jadi negara yang berpengaruh.
"Sekarang sudah saatnya, it's time for Indonesian to invote global order, sebagai pemain utama global. Saya yakin Indonesia bisa masuk ke sana, termasuk dalam konflik Palestina-Israel," katanya.
Menurutnya, Indonesia tidak bisa lagi menjadi penonton dalam situasi konflik geopolitik sekarang. Indonesia harus terlibat aktif.
"Kita jangan lagi punya mindset sebagai penonton, sudahlah kita di sini saja. Kita nggak boleh begitu lagi, kita harus punya mental sebagai bangsa penakluk sekarang, yang bisa mempengaruhi negara lain, menjadi pemain utama sejajar dengan Amerika," ujarnya.
Tengku mengatakan Indonesia sudah punya visi Indonesia Emas 2045. Visi tersebut, tidak akan terwujud jika peran Indonesia sebagai pemain global tidak ditingkatkan dari sekarang.
"Tidak ada pilihan, Indonesia harus berselancar sekarang. Nanti pemimpin di 2024 juga harus paham geopolitik, sehingga punya konektivitas dan daya tawar yang bagus untuk menavigasi Indonesia mewujudkan mimpinya di 2045. Jangan sampai mimpinya di 2045, nol seperti sekarang," katanya.
Analis Politik Dunia Islam dan Internasional ini menilai Indonesia bisa menjadi juru damai konflik Palestina-Israel. Sebab, secara geografis Indonesia jauh dari wilayah konflik.
Selain itu, Indonesia sebagai negara terbesar berpenduduk muslim di dunia dan tidak punya akar persoalan konflik seperti yang dialami negara-negara Islam di Timur Tengah.
"Saran saya, jika pemerintah ingin banyak terlibat, maka sudah harus lebih banyak melakukan komunikasi intensif dengan pihak-pihak yang bertikai," katanya.
Tengku melihat solusi dua negara yang diinginkan PBB sulit terwujud karena ditolak Israel. Bahkan Israel secara tegas menyatakan bahwa masalah Palestina tidak mau diselesaikan PBB.
"Maksudnya apa itu. Itu berarti resolusi PBB tidak diterima, dan akan diselesaikan dengan caranya sendiri. Kalau kita tafsirkan bisa bermacam-macam, tapi Israel itu prinsinya tetap ingin satu negara. Nah, sekarang wilayah Gaza yang hanya 365 KM dengan penduduk 3 juta itu, sengaja di bombardir agar pindah. Israel ingin melakukan genosida rakyat Palestina," ujarnya.
Jika Israel serius ingin perang, kata Tengku, Israel harusnya melakukan operasi militer dan mengerahkan pasukan daratnya untuk mencari pejuang-pejuang Hamas yang berada di terowongan-terowongan di Jalur Gaza.
"Tapi faktanya tidak demikian, Israel terus membombardir Gaza, karena memang tidak ingin menghambisi Hamas, tetapi membunuhi rakyat Palestina. Korbannya kalau kita lihat itu kan sipil, banyak perempuan, ibu-ibu dan anak-anak," kata TZU.
Tengku berharap solidaritas terhadap rakyat Palestina terus ditingkatkan. Ini penting agar Palestina bisa terlepas dari penjajahan Israel.
"Misalkan Indonesia membuka perwakilan Hamas di Indonesia, mereka punya kantor di Indonesia. Israel ini melakukan penjajahan, melanggar HAM berat, tapi tidak pernah dihukum. Karena perang ini bukan perang pertama dan perang terakhir, saya yakin akan ada perang selanjutnya. Maka hukum internasional harus menghukum Israel," tegasnya.

