Pemprov DKI Targetkan Konservasi Patung Pancoran Rampung November Mendatang

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Minggu, 08 Oktober 2023 | 22:48 WIB
Patung Monumen Dirgantara atau Patung Pancoran (SinPo.id/ Instagram)
Patung Monumen Dirgantara atau Patung Pancoran (SinPo.id/ Instagram)

SinPo.id - Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, perawatan atau konservasi Monumen Patung Dirgantara atau yang dikenal sebagai Patung Pancoran, ditargetkan selesai November mendatang. Kegiatan konservasi ini mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Kantor Penerangan Koorps Udara 1 TNI Angkatan Udara, pihak Kepolisian, dan Instansi terkait di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

"Targetnya rampung awal November. Keberhasilan konservasi Monumen Patung Dirgantara merupakan wujud dari Suksesnya Jakarta untuk Indonesia," ujar Iwan dikutip dari laman resmi Pemprov DKI.

Iwan menjelaskan, secara teknis kegiatan perawatan dilaksanakan Unit Pengelola (UP) Pusat Konservasi Cagar Budaya sejak Sabtu, 27 September 2023 lalu. Kegiatan konservasi sesuai dengan amanat Undang-undang no 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya mengenai pemeliharaan.

"Monumen Patung Dirgantara merupakan salah satu landmark Jakarta. Perawatan ini merupakan upaya pelestarian atau penyelamatan Objek Cagar Budaya yang memiliki nilai sejarah terhadap perkembangan Jakarta dan peradaban,"katanya.

Dijelaskan Iwan, Monumen Patung Dirgantara dibuat dengan bahan logam perunggu pada 1965 oleh pematung Edhi Sunarso, sebagai petunjuk atau penanda di wilayah Pancoran agar memudahkan setiap orang untuk mencari jalan menuju tempat yang akan didatangi. Patung tersebut merujuk arah Kemayoran, yang pada masanya terdapat Bandar Udara.

Monumen Patung Dirgantara memiliki ketinggian 11 meter dengan berat sekitar 11 ton. Sedangkan bagian tiang cor beton memiliki tinggi 27 meter dengan panjang tiang sekitar 36 meter.

Sebelumnya, Monumen Patung Dirgantara pernah dikonservasi pada September  2014. Namun, faktor alam seperti polutan, kelembaban, fluktuasi suhu, cahaya dan algae, mengakibatkan proses degradasi patung serta tiangnya dalam bentuk korosi, noda hingga pemudaran warna.

"Karena itu kami berupaya melakukan pembersihan, perbaikan, pengawetan, dan pelindungan. Tujuannya menanggulangi dan mengendalikan proses kerusakan agar kondisi keterawatannya terjamin," ujarnya.
 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI