Perludem: Tujuan Pemilu Seharusnya Mewujudkan Keadilan Sosial

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 07 Oktober 2023 | 13:01 WIB
Khoirunnisa Nur Agustyati (Sinpo.id/Perludem)
Khoirunnisa Nur Agustyati (Sinpo.id/Perludem)

SinPo.id -  Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati menyatakan tujuan pemilu adalah mewujudkan keadilan sosial. Orientasi pemilu bukan hanya untuk memilih anggota legislatif dan presiden.

"Tujuan pemilu bukan hanya agar kita memiliki presiden atau anggota legislatif terpilih, namun bagaimana agar presiden dan anggota legislatif dapat bekerja secara efektif untuk mewujudkan keadilan sosial," kata Khoirunnisa kepada wartawan, Jakarta, Sabtu, 7 Oktober 2023.

Khoirunnisa mengatakan pembahasan dalam perumusan berbagai aturan pemilu cenderung fokus pada prosedur pelaksanaannya. Bukan pada esensi dan tujuan pelaksanaan pemilu.

"Mereka fokus pada sistem dan komponen pemilu apakah yang dapat memberikan keuntungan politik bagi mereka, apakah sistem proporsional tertutup atau terbuka, dan semacamnya” ucapnya.

Selain itu, ia mengingatkan partai politik (parpol) harus bersikap transparan dan demokratis dalam menentukan bakal calon presiden, gubernur, bupati, dan wali kota yang mereka usung.

"Tapi apa indikatornya? Kita tidak memiliki indikator tersebut (untuk menilai apakah proses itu berlangsung transparan dan demokratis atau tidak)," ucapnya.

Di sisi lain, Khoirunnisa menilai partisipasi kaum muda dalam proses politik sulit terealisasi. Alasannya, biaya politik yang tinggi dan syarat pendirian partai politik yang rumit.

"Untuk bisa mendirikan partai politik, kita harus memiliki setidaknya satu kantor cabang di setiap provinsi, tentunya hal ini memerlukan biaya operasional yang tinggi," katanya.

Tak hanya itu, Khoirunnisa menilai syarat yang harus dipenuhi untuk mendaftar menjadi peserta pemilu pun sulit dan mahal. Ia juga berpendapat partai baru akan sulit mendapatkan kursi di Parlemen karena adanya ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

"Jadi, sulit bagi kalangan muda untuk berpartisipasi menjadi peserta pemilu," ujarnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI