Jokowi Tinjau Persemaian Mentawir, Siap Hijaukan IKN

Laporan: Khaerul Anam
Kamis, 21 September 2023 | 16:20 WIB
Presiden Jokowi meninjau persemaian Mentawir di Penajam Paser Utara (SinPo.id/ Setpres)
Presiden Jokowi meninjau persemaian Mentawir di Penajam Paser Utara (SinPo.id/ Setpres)

SinPo.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau persemaian Mentawir di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Menurutnya, persemaian ini dipersiapkan untuk menghijaukan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Jokowi mengatakan, persemaian ini nantinya dapat memproduksi sebanyak 15 juta bibit tanaman.

"Dulu kita masuk belum kelihatan, sekarang ini sudah hampir 100 persen selesai. Tinggal rapi-rapi saja, dan bisa memproduksi yang seperti kita liat 15 juta bibit," kata Jokowi dalam keterangannya, Kamis, 21 September 2023.

Jokowi mengungkapkan, persemaian Mentawir siap memproduksi berbagai jenis tanaman. Mulai dari, bibit pohon tabebuya, pucuk merah, sengon, salam, meranti, hingga berbagai jenis pohon endemik lainnya.

"Ada kapur, ulin, sorea, meranti, belangeran, kapur kamper semuanya ada, sehingga ini sekarang memang siap dan sudah komplit," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, penanaman bibit yang dihasilkan dari persemaian Mentawir ini rencananya akan mulai ditanam di IKN pada awal musim hujan. Saat ini sudah ada jutaan bibit tanaman yang siap untuk ditanam.

"Kalau nanti awal hujan sudah dateng nanti dibawa ke sana (IKN). Ini udah jutaan yang sudah siap. Cukup, tapi yang paling penting yang saya sampaikan di awal sekarang udah selesai ya," pungkas Jokowi.

Kementerian terkait, kata Jokowi, akan mengatur di mana pohon-pohon tersebut akan ditanam di kawasan IKN. Ia juga berharap tanaman dan pohon yang ditanam dapat mengembalikan hutan-hutan di kawasan IKN menjadi hutan hujan tropis.

"Tinggal nanti ditanam dimana. Pengaturannya nanti yang akan dilakukan oleh Menteri Kehutanan, Bu Dirjen, otoritas yang itu akan mempercantik ibu kota dan mengembalikan hutan-hutan yang ada di sekitar Nusantara menjadi tropical rain forest lagi, bukan hutan homogen," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI