Taiwan Sebut Ratusan Pesawat Tempur China di Wilayahnya Sebagai Pelecehan

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 21 September 2023 | 11:26 WIB
Sejumlah pesawat tempur China masuk wilayah udara Taiwan (SinPo.id/Getty Images)
Sejumlah pesawat tempur China masuk wilayah udara Taiwan (SinPo.id/Getty Images)

SinPo.id -  Militer China atau Tiongkok telah mengirim lebih dari 150 pesawat tempur ke Taiwan dalam pekan ini lewat sebuah aksi militer yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu disambut dengan pernyataan pemerintah Taiwan yang menyebut sebagai , bentuk pelecehan.

Tercatat pada hari Senin, militer Tiongkok, yang dikenal secara resmi sebagai Tentara Pembebasan Rakyat, menerbangkan 103 pesawat tempur di dekat dan di atas langit Taiwan dalam waktu 24 jam. Sehari berikutnya, tepatnya Selasa, terdapat 55 pesawat PLA tambahan terdeteksi berada di dekat pulau itu.

 

Sedangkan pada hari Rabu berikutnya, 40 pesawat menyerbu Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan, yang menjadi garis tengah simbolis antara Tiongkok dan pulau tersebut, 30 di antaranya merupakan jet tempur, dan sisanya adalah pesawat tanker pengisian bahan bakar di udara.

“Kami mendesak pihak berwenang Beijing untuk memikul tanggung jawab dan segera menghentikan kegiatan militer yang merusak semacam itu,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Fox News, Kamis 21 September 2023.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dengan menerbangkan pesawat tempur menuju pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri itu. Kali ini intensitasnya hampir setiap hari, tak seperti waktu sebelumnya hanya dalam jumlah kecil.

juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, mengatakan tidak ada yang namanya garis tengah, karena pulau Taiwan meskipun memiliki pemerintahan sendiri, secara resmi diakui sebagai bagian dari wilayah Tiongkok.

Tercatat Taiwan dan Tiongkok terpecah dalam perang saudara pada tahun 1949, ketika Komunis menguasai daratan Tiongkok. Kemudian, kaum Nasionalis yang kalah melarikan diri ke Taiwan dan diizinkan mendirikan pemerintahan mereka sendiri di pulau itu.

Meski hanya sedikit negara asing yang memberikan pengakuan diplomatik resmi kepada pulau tersebut.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI