Kebakaran Museum Nasional, DPR Berencana Panggil Nadiem Makarim

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 18 September 2023 | 15:58 WIB
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim (SinPo.id/ Ashar)
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda, mengaku prihatin dengan peristiwa kebakaran yang terjadi di Museum Nasional pada Sabtu 16 September lalu. Ia juga menyayangkan sistem pengamanan museum yang belum dapat mengantisipasi berbagai ancaman.

Huda menyebut, pihaknya akan mempertimbangkan pemanggilan Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim ke Komisi X DPR RI. Komisi X ingin mengetahui lebih jauh terkait pengelolaan museum dan cagar budaya di tanah air.

"Karena saat ini, BLU Museum dan Cagar Budaya berada di bawah kendali Kemendikbud Ristek," kata Huda melalui keterangan persnya, Senin 18 September 2023.

Peristiwa kebakaran tersebut, menurutnya, merupakan bukti bahwa pengelolaan museum sebagai penyimpanan artefak sejarah Indonesia belum menjadi arus utama dalam kebijakan pembangunan budaya di tanah air.

“Kami tentu sangat prihatin dengan kejadian kebakaran Museum Nasional. Sebagai objek vital harusnya sistem pengamanan Museum Nasional harus kelas I sehingga bisa mengantisipasi berbagai ancaman baik kerusakan maupun kehilangan termasuk peristiwa kebakaran,” kata dia.

Ia menjelaskan, museum harusnya tidak dimaknai sekadar tempat penyimpanan dan pameran artefak sejarah semata. Lebih dari itu museum adalah tempat identitas diri bangsa tersimpan dari waktu ke waktu. 

“Koleksi berupa benda cagar budaya ini seringkali bersifat langka (unique), jumlahnya sangat terbatas (limited), rapuh (fragile), serta jika rusak tidak lagi dapat diperbarui (unrenewable). Maka harusnya benar-benar dijaga betul,” terangnya.

Selain itu, kata Huda, keberadaan Museum Nasional sangat vital. Pasalnya, museum itu menyimpan sedikitnya 140 ribu benda bersejarah dari seluruh pelosok nusantara yang dikategorikan dalam kluster etnografi, perunggu, keramik, prasejarah, tekstil, numismatik, relik sejarah, buku langka, dan benda berharga lainnya.

“Berbagai artefak sejarah tersebut menjadi benang merah atas eksistensi manusia Indonesia dari waktu ke waktu, maka sudah seharusnya jika ada pengamanan berlapis dari ancaman kerusakan maupun kehilangan," ungkapnya.

Ia juga mempertanyakan tidak adanya deteksi dini ancaman kebakaran beserta mitigasinya. Padahal sensor yang mendeteksi titik api dan sistem pemadaman otomatis harus ada di setiap museum, terutama Museum Nasional.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI