'Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa' Jejak Sang Danjen Kopassus

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 11 September 2023 | 17:21 WIB
Peluncuran buku 'Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa' (SinPo.id/ Ashar)
Peluncuran buku 'Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa' (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Kelompok relawan pendukung bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto meluncurkan buku biografi berjudul 'Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa'. Buku ini mengungkap sisi lain mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI Angkatan Darat itu, termasuk kedekatannya dengan para pejuang dan aktivis.

Sugiat Santoso sang penulis buku menjelaskan buku itu ditulis karena dia ingin memperlihatkan sisi lain dari Prabowo. Dia menilai selama ini sosok Prabowo lebih banyak dihubungkan dengan tragedi kerusuhan 1998.

"Inilah sosok Pak Prabowo, yang sering disalahartikan, dan (dilekatkan) pada episode (kerusuhan tahun) 1998," kata Sugiat di Jakarta, Senin, 11 September 2023.

Dewan Penasihat Kolaborasi Relawan Patriot Indonesia (Kopi) itu juga menceritakan isi buku mengupas rangkaian hidup Prabowo sejak lahir, keluarga, masa-masa dia menjadi prajurit, sampai akhirnya masuk ke dunia politik.

Dalam buku setebal 212 halaman yang terbagi dalam lima bab itu, penulis mengungkap kehidupan Prabowo yang dianggap dekat dengan para pejuang.

Nama belakang Prabowo, yakni Subianto merujuk pada nama pamannya Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikusumo yang gugur saat berjuang mempertahankan kemerdekaan RI dalam Pertempuran Lengkong pada 25 Januari 1946.

"Dalam Pertempuran Lengkong, dua paman Prabowo terlibat pertempuran, yaitu Letnan Satu Soebianto Djojohadikusumo dan Kadet Soejono Djojohadikusumo," tulis Sugiat dalam bukunya.

Kemudian, ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo saat itu berharap Prabowo dapat memiliki jiwa pejuang seperti pamannya. Oleh karena itu, Prabowo pun lebih memilih masuk Akademi Militer Nusantara dan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) meskipun saat itu telah diterima di dua kampus ternama di Amerika Serikat, yakni University of Colorado dan George Washington University.

Dalam buku itu pula, penulis menyoroti kedekatan Prabowo dengan aktivis 1966, Soe Hok Gie. Meskipun Prabowo berusia lebih muda sembilan tahun daripada Gie, keduanya menjalin persahabatan dan menjadi mitra untuk saling bertukar pikiran.

"Ini bukan karena Prabowo adalah anak Soemitro. Ini karena Prabowo sosok yang dianggap Gie sebagai intelektual muda yang memiliki gagasan dan inovasi yang bisa memajukan Indonesia di masa depan," ujar Sugiat.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburokhman dalam sambutannya mengapresiasi terbitnya buku biografi Prabowo. Dia menyampaikan sebagaimana judul buku itu, momentum persatuan harus selalu dipertahankan.

"Saya pikir momentum ini terus kita pertahankan, momentum persatuan bangsa," kata Habiburokhman.

Dia juga menyinggung poster-poster yang menampilkan foto Prabowo bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Habiburokhman menyampaikan itu murni lahir dari kreativitas para relawan yang mendambakan persatuan.

"Itu iconic sekali. Persatuan dua rival yang berseteru sangat ketat, sangat panas; tetapi bisa bersatu dan menghasilkan kinerja yang luar biasa," ujar Habiburokhman.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI