LRT Tuai Banyak Keluhan dari Masyarakat, DPR: Perlu Perencanaan yang Lebih Matang

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 31 Agustus 2023 | 15:09 WIB
LRT Jabodebek (Sinpo.id/Ashar)
LRT Jabodebek (Sinpo.id/Ashar)

SinPo.id - Menyoroti banyaknya keluhan dari masyarakat terhadap kereta LRT Jabodebek, anggota Komisi V DPR RI, Suryadi Jaya Purnama, mengatakan LRT masih memerlukan perencanaan yang lebih matang untuk beroperasi.

Adapun salah satu keluhan dari masyarakat, yakni soal ukuran pintu LRT yang tingginya hanya 160cm. Karena menurut PT KAI dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pintu tersebut didesain berdasarkan studi yang dibuat Association of Southeast Asian Nations DNA pada tahun 2014.

Dalam hasil penelitian itu, pria Indonesia tercatat memiliki tinggi badan rata-rata 160cm. Sedangkan untuk wanita Indonesia, memiliki rata-rata tinggi badan 147cm. Padahal jika mengacu pada data terbaru, laki-laki di Indonesia memiliki tinggi badan rata-rata 166 cm, dan untuk wanita, memiliki rata-rata tinggi badan 154 cm.

"Kita menyesalkan PT INKA sebagai pembuat kereta ataupun PT KAI sebagai operator yang tidak mengadakan studi tersendiri untuk benar-benar memastikan hal tersebut, sehingga menyebabkan pembuatan pintu kereta yang terlalu pendek," kata Suryadi, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 31 Agustus 2023.

Menurutnya, kesalahan itu juga disebabkan karena tidak adanya peran Pemerintah dalam hal ini Kemenhub, yang seharusnya menyediakan standard perkeretaapian. Padahal perlu adanya kajian sendiri tentang data antropometri atau pengukuran tubuh manusia.

"Data antropometri orang Indonesia nantinya bermanfaat bukan hanya untuk pintu kereta, tapi juga tempat duduk, dan lainnya. Bukan hanya untuk perkeretaapian, tapi juga bermanfaat untuk moda yang lainnya sebagai produk dari Indonesia untuk Indonesia," terangnya.

Kemudian keluhan lainnya terkait LRT, yakni jarak antarkereta (headway) yang tiba di stasiun masih sporadis dan informasi tujuan kereta pun tidak jelas. Bahkan di dalam kereta, pemberitahuan melalui suara ataupun tertulis lewat panel di dalam gerbong juga tidak tersedia.

Selain itu, kata Suryadi, stasiun LRT didesain tanpa adanya tempat parkir, sehingga masyarakat harus parkir di tempat yang jauh dan berjalan kaki ke stasiun LRT. Hal itu tentu akan mengurangi kenyamanan penumpang.

"Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi apabila terdapat adanya standardisasi yang baik dan perencanaan yang matang. Oleh sebab itu kita  meminta kepada Kemenhub agar lebih serius mengembangkan standardisasi desain perkeretaapian," tegasnya.

"Oleh sebab itu kita meminta kepada Kemenhub agar lebih serius mengembangkan standardisasi desain perkeretaapian. Karena dengan standar yang baik, Kemenhub tidak akan terlalu bergantung pada jasa konsultan proyek, baik domestik maupun asing," tambah Suryadi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI