Neng Eem: Selamatkan Anak-Anak Indonesia dari Ancaman Stunting

Redaksi
Selasa, 06 Februari 2018 | 18:13 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz yang merupakan Anggota Komisi V DPR RI, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerjasama dan bersinergi guna menekan angka penderita stunting di seluruh Indonesia. Hal tersebut disampaikan Neng Eem usai melakukan audiensi dengan Pengurus Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama di Kompleks Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (5/2/2018).

“Masalah stunting bukan hanya disebabkan oleh buruknya asupan gizi yang terjadi dalam jangka waktu yang lama, tetapi kondisi ini juga dipengaruhi oleh berbagai aspek lainnya termasuk kemiskinan, sanitasi atau kesehatan lingkungan, perilaku, ketahanan pangan keluarga, pendidikan, pola asuh, dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, penanganannya harus menyeluruh dan komprehensif,” ujar Neng Eem kepada sinpo.id melalui pesan singkatnya, Senin (5/2/2018).

Neng Eem mendukung sepenuhnya program Pemerintah terkait penanganan stunting yang kini berada di bawah koordinasi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang melibatkan 13 kementrian dan lembaga Pemerintah.

“Masalah stunting adalah persoalan besar karena melibatkan anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa. Dengan begitu penangangannya juga harus fokus dan serius,” lanjutnya.

Neng Eem berharap agar dana sebesar Rp60 triliun yang dikucurkan Pemerintah untuk program gizi seimbang dalam rangka penanganan masalah stunting, dapat digunakan dengan efektif dan efisien. Harapannya target Pemerintah untuk menurunkan angka penderita stunting menjadi 28% pada 2019 dapat tercapai meskipun angka tersebut masih di atas ambang batas angka penderita stunting yang ditolerir oleh WHO (World Health Organization) yaitu sebesar 20%.

“Untuk mensukseskan program gizi seimbang ini, maka 13 kementrian dan lembaga yang terlibat harus mau bekerjasama dan bersinergi. Karena penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus menyeluruh dan menuntut komitmen semua pihak yang terkait,” paparnya.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama sebagai akibat dari pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 mencatat bahwa prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 persen, meningkat dari tahun 2010 sebesar 35,6% dan 2007 sebesar 36,8%. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan tidak maksimal diderita oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia atau satu dari tiga anak Indonesia menderita stunting. Prevalensi stunting di Indonesia ini lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%). Di dunia, Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI