'Dodongkal', Jajanan Tradisional Warisan Kuliner Nusantara
SinPo.id - Kekayaan kuliner Indonesia dari Sabang sampai Marauke tidak ada habisnya untuk dinikmati, dari yang tradisional hingga modern. Salah satu jajanan tradisional yang mulai jarang dijumpai yakni kue dongkal.
Jajanan berbahan dasar tepung beras yang dikukus dan dilumuri gula aren serta parutan kelapa ini bercita rasa manis dan gurih. Namun, jajanan tradisional ini kurang begitu populer dan dilirik kalangan anak muda.
Hal ini menjadi perhatian khusus pengusaha muda Bagus Pasta, yang ingin kue Dongkal dapat dinikmati seluruh kalangan, bahkan ke generasi milenial. Melalui 'Dodongkal', Bagus ingin jajanan tradisional ini naik kelas.
Inovasi yang dilakukan Bagus untuk menggaet minat pasar berbagai kalangan yakni menambah pilihan rasa kue Dongkal dengan varian rasa green tea, tentunya tetap menyajikan pilihan rasa original.
"Secara rasa kita sudah padu padankan, ada green tea sauce dan juga ada original," kata Bagus saat grand opening 'Dodongkal', Jumat 25 Agustus 2023.
Mengusung tagline 'Warisan Kuliner Nusantara', Bagus ingin mencoba memperkenalkan jajanan tradisional ini secara lebih luas lagi.
"Dongkal kalau kita lihat-lihat belum terlalu naik di permukaan, itu yang akan coba kita highlight di permukaan. Makanan tradisional ini adalah merupakan warisan kuliner Nusantara," ujarnya.
Berada di seberang Kebuli Jordan, Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, kue Dodongkal dapat dinikmati dengan harga mulai Rp15 ribu. Menurut Bagus, Dodongkal juga membuka franchise bagi yang mau membuka usaha dongkal.
"Kita open kemitraan, open franchise juga, ini belum buka aja udah ada waiting-list-nya sekitar ada 15 yang minta boot ini," tuturnya.
Sementara itu, Bagus mengaku tak ingin main-main dalam menjaga kualitas kue dongkal buatannya. Dia mendatangkan seluruh bahan baku dan alat masak kue Dongkal langsung dari Cianjur, Jawa Barat.
"Jadi kita ingin mengembalikan warisan budaya kuliner, segitiga bambunya juga kita langsung datangkan dari Cianjur. Terus se'eng yang untuk ngukusnya itu udah jarang, kita langsung mendatangkan dari pedalaman Cianjur yang bentuknya tidak ada leher, tidak ada sambungan, sedetail itu kita pikirkan," tandasnya.