Pritt! Pelanggaran, Jokowi Diberikan Kartu Kuning oleh Mahasiswa
Jakarta, sinpo.id - Berbagai aliansi dari berbagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) tak pernah kehabisan ide untuk memberikan kritikan kepada penguasa.
Ada yang menarik ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke UI untuk memberikan sambutan pada acara Dies Natalies UI ke-68. Layaknya sebuah pertandingan sepak bola, Presiden yang tengah berapa di podium tiba-tiba dikagetkan oleh suara pluit yang ditiupkan oleh seorang mahasiswa dari bangku undangan seraya mengangkat sebuah buku bersampul warna kuning.
Sebuah analogi yang cerdas. Dalam pertandingan sepak bola, seorang pemain akan diganjar peringatan kartu kuning jika melanggar pemain lainnya. Hal ini juga bermakna sama. Mahasiswa memberikan peringatan kepada presiden dengan menyematkan sebuah tanda 'kartu kuning' karena masih banyak isu berkembang yang membuat masyarakat resah atas kondisi yang terjadi di Indonesia.
Mahasiswa prihatin dengan apa yang terjadi di Kabupaten Asmat, yang terjadi karena kurangnya perhatian pemerintah kepada warga pelosok. Merujuk dari data Kementerian Kesehatan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat, Papua.
Mahasiswa menilai, kondisi gizi buruk tersebut tidak sebanding dengan dana otonomi khusus yang pemerintah alokasikan untuk Papua. Pada 2017, dana otsus untuk Papua mencapai Rp 11,67 triliun, yaitu Rp 8,2 triliun untuk Provinsi Papua dan Rp 3,47 triliun untuk Provinsi Papua Barat.
Selain itu yang menjadi 'pelanggaran' Jokowi hingga dihadiahi kartu kuning oleh mahasiswa ialah penunjukan penjabat Gubernur yang berasal dari petinggi Polri aktif. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mencederai netralitas Polri/TNI.
Lalu pada isu yang ketiga, yaitu draft peraturan baru organisasi mahasiswa yang dinilai mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.
“Isu gizi buruk di Asmat, dwifungsi Polri/TNI, dan peraturan baru ormawa merupakan isu yang mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia di penutup tahun 2017 dan awal tahun 2018, sudah seharusnya Presiden Joko Widodo diberi peringatan untuk melakukan evaluasi di tahun keempatnya,” terang Zaadit, sang pemberi kartu kuning terhadap Jokowi, Jumat (2/2/2018).
Adapun aksi Zaadit tersebut dilakukan ketika Jokowi berada di atas panggung untuk berfoto bersama. Sementara, Zaadit berdiri di deretan kursi undangan.
Zaadit kemudian dibawa ke pos Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK). Meskipun sempat menjadi perhatian undangan yang hadir, namun aksi Zaadit tidak menghentikan jalannya acara tersebut.
