Jokowi Ingatkan Developer Perumahan Perhatikan Dampak Sosial dan Lingkungan

Laporan: Khaerul Anam
Rabu, 09 Agustus 2023 | 19:41 WIB
Presiden Joko Widodo (Sinpo.id/Setkab)
Presiden Joko Widodo (Sinpo.id/Setkab)

SinPo.id -  Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para pengembang atau developer perumahan tentang pentingnya memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dalam membangun sebuah kawasan perumahan. 

Jokowi tidak ingin pembangunan kawasan perumahan baru justru menimbulkan masalah bagi kawasan lain di sekitarnya.

“Jangan sampai setelah ada pembangunan sebuah kawasan perumahan misalnya kampung di dekatnya air sumurnya kering, area kampungnya jadi banjir, tolong betul-betul dilihat hal-hal seperti ini. Sampahnya juga tolong disiapkan di kawasan-kawasan perumahan,” kata Jokowi pada Munas Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) XVII di Jakarta, Rabu 9 Aguatus 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga minta para pengusaha real estate untuk terus meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah dan membantu rakyat kecil memiliki hunian yang sehat dan layak.

“Saya juga minta pada kesempatan yang baik ini pada REI untuk terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah. Bantu rakyat kecil untuk memiliki hunian sehat dan layak dengan Program Sejuta Rumah,” ujarnya.

Mantan Walikota Solo itu juga ingin agar Indonesia memiliki sejumlah kota yang berbeda antara satu dan lainnya.

“Jadi tematik, tidak semua kota sama. Mungkin REI bisa merumuskan langkah-langkah strategis menuju ke sana,” paparnya.

Namun demikian, Jokowi mengapresiasi ketangguhan sektor properti, real estat, dan konstruksi Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global.

Sektor-sektor tersebut dinilai makin kompetitif dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian nasional.

"Kalau kita lihat kontribusi, kontribusi 2018-2022 setiap tahunnya mencapai Rp2.300-2.800 triliun, sangat besar dan memberikan kontribusi 16 persen dari PDB ekonomi kita, besar sekali," ungkap Jokowi.

Selain kontribusi dari sisi ekonomi, Jokowi mengatakan, sektor properti, real estat, dan konstruksi juga melibatkan banyak tenaga kerja dalam perputaran ekonominya, yakni mencapai 13-19 juta orang.

Menurutnya, kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) dan tenaga kerja tersebut membuat banyak negara ingin mendorong ekonominya pada sektor properti.

"Kenapa banyak negara ingin men-drive ekonominya lewat usaha real estat, usaha-usaha properti? Karena kontribusi di PDB-nya sangat tinggi di semua negara," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI