Anggota DPR Kritik Rencana Pemerintah Eskpor Listrik EBT ke Singapura
SinPo.id - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyatakan bahwa rencana pemerintah mengeskpor listrik energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura sangat tidak relevan dengan kerangka strategi ketahanan energi nasional.
Menurutnya, bauran EBT dalam negeri saat ini masih jauh dari target. Sehingga menurutnya akan menjadi sangat aneh apabila pemerintah terburu-buru melakukan ekspor ke negara lain.
"Ini langkah yang tidak relevan dalam rangka membangun ketahanan energi nasional, apalagi dikaitkan dengan NDC (national determined contribution) 2030 dan program NZE (net zero emmision)," kata Mulyanto dalam keterangannya pada Selasa, 8 Agustus 2023.
"Ini namanya pembangunan yang tidak selaras dengan prioritas kebutuhan bangsa (national interest). Sekedar memanfaatkan sumber kekayaan alam yang ada di Indonesia untuk kepentingan negara lain," sambungnya.
Ia juga meminta pemerintah untuk memprioritaskan kepentingan nasional daripada kepentingan negara lain. Hal itu bertujuan agar pemerintah tidak dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin menjadikan Indonesia sebagai penyedia kebutuhan EBT negara lain.
Selain itu, kata Mulyanto, pembangunan EBT seharusnya diarahkan dan diprioritaskan untuk fokus memenuhi kebutuhan nasional domestik terlebih dahulu, bukan diorientasikan untuk kebutuhan bangsa lain.
"Saat capaian EBT kita masih kedodoran baik dibandingkan dengan target nasional, maupun dengan negara serumpun, seharusnya kita fokus pada pencapaian target-target ini. Bukan memikirkan kebutuhan negara lain," ungkapnya.
Terlebih berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga EBT baru mencapai 12,73 gigawatt (GW) atau 15 persen dari total pembangkit sebesar 84,8 GW per semester I tahun 2023.
"Angka tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu bauran EBT mencapai 23 persen pada Tahun 2025," kata Mulyanto menambahkan.
Seperti diketahui Indonesia saat ini masih tertinggal dalam penyediaan EBT di kawasan ASEAN. Vietnam, Kamboja dan Thailand yang lebih unggul dalam penyediaan energi bersih dengan kapasitas terpasang energi terbarukan masing-masing sebesar 55,8 persen, 54,8 persen, dan 30,3 persen, sementara Indonesia berada di angka 14,8 persen.