Gambarkan Cerita Holocaust, Film Bollywood "Bawaal" Tuai Kritikan
SinPo.id - Sebuah organisasi Yahudi, meminta kepada layanan streaming Amazon Prime Bollywood 'Bawaal' dari platformnya. Karena menurut The Simon Wiesenthal Center, film itu telah menggambarkan kisah Holocaust, yang terkesan meremehkan penderitaan dan pembunuhan sistematis jutaan orang.
Banyak orang di India juga mengkritik film tersebut karena menggunakan Holocaust dalam drama romantis. Tetapi para pemeran dan sutradara 'Bawaal' menyebut kritik itu tidak beralasan.
Sejak film yang dibintangi aktor populer Varun Dhawan dan Janhvi Kapoor itu dirilis pada Jumat lalu, para kritikus dan penonton bioskop telah mengkritik beberapa adegan dan dialog yang seolah menarik kesejajaran antara kisah cinta para protagonis dan Holocaust.
Pasalnya, film tersebut menampilkan adegan fantasi di dalam kamar gas dan menggunakan pemimpin Nazi Adolf Hitler, beserta kamp kematian Auschwitz sebagai metafora.
Bahkan dalam satu adegan, Hitler digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan keserakahan manusia, dengan karakter yang diperankan oleh Kapoor, dimana ia berkata, "Kita semua mirip Hitler, bukan?"
Menanggapi hal itu, organisasi Yahudi mengatakan dalam sebiah pernyataan bahwa Auschwitz seharusnya tidak boleh digunakan sebagai metafora. Karena bagi mereka, gambaran tersebut merupakan contoh klasik dari kemampuan manusia untuk berbuat jahat.
"Dengan membuat protagonis dalam film ini menyatakan bahwa 'Setiap hubungan akan melewati Auschwitz', Nitesh Tiwari (sutradara), secara tidak langsung seperti meremehkan memori enam juta orang Yahudi yang terbunuh dan jutaan lainnya yang menderita di tangan rezim genosida Hitler," kata pernyataan itu, dilansir dari BBC, Jumat 28 Juli 2023.
"Jika tujuan pembuat film adalah untuk mendapatkan publisitas untuk film mereka dengan memfilmkan urutan fantasi di kamp kematian Nazi, dia telah berhasil," imbuhnya.
Meski demikian, sutradara film 'Bawaal', Nitesh Tiwari, pernah mengatakan bahwa film tidak boleh dilihat dengan gambaran besar semata, karena semua orang pasti akan menemukan masalah dengan setiap karya yang dibuat.