Investasi Melonjak di Tahun Politik, Legislator Apresiasi Kerja Bahlil

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 22 Juli 2023 | 16:14 WIB
Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia. Istimewa.
Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia. Istimewa.

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji menyambut baik capaian kerja Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia yang menunjukkan progresivitas terkait masuknya investasi ke Indonesia.

Apalagi, Indonesia saat ini sedang menghadapi tahun politik di mana para investor biasanya akan menahan diri untuk berinvestasi karena khawatir terjadi goncangan ekonomi akibat ketidakstabilan politik. Namun, Bahlil dinilai mampu meyakinkan para investor bahwa iklim politik dan ekonomi tetap stabil sehingga realisasi investasi Indonesia cukup baik.

"Capaian di triwulan pertama dan kedua itu menunjukkan progresivitas masuknya investasi di Indonesia, karena kalau biasanya itu cenderungnya di triwulan pertama itu tidak atau lebih rendah dibandingkan ukuran investasi sebelumnya," kata Sarmuji kepada wartawan, Jakarta, Sabtu, 22 Juli 2023.

"Ini berita gembira bahwa di tahun politik sekalipun investasi yang sempat di khawatirkan akan mengalami penundaan karena investor wait and see, itu alhamdulillahnya tidak terjadi," kata dia.

Menurut dia, kinerja Kementerian Investasi di bawah komando Menteri Bahlil Lahadalia cukup apik. Meski tensi politik dalam negeri sudah cukup dinamis, tapi Bahlil mampu menjaga suasana tetap kondusif dan ramah untuk investasi.

"Jadi suasana politik yang begitu dinamis ternyata bisa diimbangi oleh kinerja investasi atau kinerja pemerintah di bidang investasi, dan kita patut memberikan apresiasi kepada Kementerian Investasi dan seluruh jajarannya terutama di bidang perekonomian," ucapnya.

Sarmuji meyakini capaian positif pada realisasi investasi di dua triwulan ini akan berdampak baik pada hasil triwulan tiga dan seterusnya. Sehingga, target realisasi investasi sebesar Rp1.400 triliun terealisasi. 

"Kalau lihat investor ternyata tidak menunda investasi ke Indonesia di tahun yang penuh dengan segala dinamikanya, kemungkinan besar bisa diproyeksikan triwulan ke-3 pun akan membaik dan akan lebih baik mungkin daripada triwulan pertama dan kedua," kata dia.

Politisi Partai Golkar ini mengamini salah satu kekhawatiran pemerintah maupun legislatif adalah dimulainya tahun politik yang memungkinkan memengaruhi investasi di Indonesia.

Mengingat, pertimbangan para investor untuk berinvestasi adalah pemimpin yang menjalankan roda pemerintahan baru. Namun, hal itu nampaknya tidak berlaku lantaran pemerintah mampu menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.

"Ini kan faktor yang kemarin kita khawatirkan betul ya tahun politik, investor-investor wait and see atau bahkan akan menunggu terjadinya pergantian kepemimpinan, tapi faktanya itu tidak terjadi. Artinya, itu terkompensasi oleh kinerja pemerintah yang lain, terkompensasi oleh kerja-kerja di bidang investasi dan di bidang perekonomian," kata dia.

Selain itu, untuk menggerakkan ekonomi dan capaian target realisasi investas,  Sarmuji menyarankan agar pemerintah daerah (pemda) turut membantu pemerintah pusat mendukung dan ramah terhadap investasi. Salah satunya, dengan membuat terobosan-terobosan baru agar para investor tertarik untuk berinvestasi di daerah. Seperti, mempublikasikan atau mempromosikan potensi dan keunggulan ekonomi dari masing-masing wilayah.

"Memang kadang-kadang begini, potensi suatu daerah itu hanya akan dilirik oleh investor kalau terpublikasi, ini ada potensi-potensi yang bisa dimanfaatkan lalu dipaparkan kepada investor. Daerah harus bisa menyasar investor strategis untuk bisa mengembangkan daerahnya, dan sekaligus mempublikasikan sebenarnya potensi di daerahnya itu apa yang membuat investor itu tertarik," kata dia.

Sarmuji mengingatkan baik pemerintah pusat maupun daerah tidak harus selalu fokus menggaet investor asing. Menurut dia. investor atau pengusaha dari dalam negeri juga perlu diajak berkolaborasi untuk membangun ekonomi nasional.

"Ini sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan investasi asing, tetapi berkaitan juga dengan investor dalam negeri. Investor dalam negeri pun yang orang-orang punya uang itu kalau tidak tahu peluang investasi, tidak tahu potensi suatu daerah pasti enggan untuk menanamkan investasi di daerah tersebut," kata dia.

Sarmuji juga meminta seluruh pihak menjaga stabilitas politik agar tetap kondusif demi kemaslahatan bersama. Selain itu, kepastian hukum menjadi hal penting bagi masyarakat terutama para investor yang mau berinvestasi di Indonesia.

Kemudian, pengurusan izin yang mudah atau tidak berbelit-belit. Kemudahan pengurusan izin penting agar para investor tak pikir panjang berintvestasi di Indonesia.

"Secara umum semua pihak perlu menjaga stabilitas politik kita tetap kondusif seperti sekarang, yang kedua tentu kepastian hukum, kepastian hukum itu penting, yang ketiga tentu saja kemudahan orang untuk mengurus perizinan, itu harus terus dilakukan, ditingkatkan karena kemudahan bisnis ini masih menjadi PR besar untuk Indonesia," kata dia

"Yang lain-lain mungkin sudah bagus tetapi kemudahan bisnis itu masih menjadi PR paling besar untuk masuknya investasi ke kita, kalau itu bisa dilakukan insyaallah investasi kita akan baik di 2023 ini," tegas dia. 

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil menuturkan realisasi investasi periode April-Juni (triwulan II) 2023 tercatat mencapai Rp349,8 triliun. Dengan begitu, realisasi investasi sejak Januari-Juni 2023 sebesar Rp678,7 triliun atau 48,5 persen dari target Rp1.400 triliun.

"Target investasi kita di kuartal II mencapai Rp349,8 triliun, ini realisasi kuartal dua," ujar Bahlil.

"Kalau satu semester, Januari sampai Juni kita sudah capai Rp678 triliun, tumbuh 16,1 persen, 48,5 persen dari (target) Rp1.400 triliun. Jadi alhamdulillah badan saya tidak jadi pendek lagi. Insyaallah saya kok jadinya optimistis karena sudah melewati satu semester, ini bisa mencapai Rp1.400 triliun, insyaallah," kata dia.

Realisasi investasi yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) di triwulan II sebesar Rp186,3 triliun atau 53,3 persen. Sementara dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp163,5 triliun atau 46,7 persen.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI