Cegah Konflik Horizontal, MPR Minta Masyarakat Waspada Hoaks Pemilu

Laporan: Juven Martua Sitompul
Jumat, 21 Juli 2023 | 10:19 WIB
Bambang Soesatyo (Sinpo.id/MPR)
Bambang Soesatyo (Sinpo.id/MPR)

SinPo.id -  Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai hoaks jelang Pemilu 2024. Antisipasi ini penting agar pesta demokrasi tidak bergeser menjadi bencana dan konflik horizontal.

Bamsoet yakin ada segelintir pihak yang memanfaatkan momentum pemilu untuk menyebarkan hoaks dan memecah belah bangsa demi kepentingan kekuasaan golongannya saja.

"Kerentanan penyebaran hoaks selama proses penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 melalui media sosial patut diwaspadai. Mengingat tingginya tingkat penetrasi internet di Tanah Air," kata Bamsoet dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 21 Juli 2023.

Bamsoet menyatakan tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 78,2 persen atau menyentuh angka 215,6 jiwa hingga awal Maret 2023 sebagaimana data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Sementara itu, berdasarkan laporan hasil survei We are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 167 juta orang atau 60,4 persen dari populasi dalam negeri pada Januari 2023.

Untuk itu, Bamsoet mengingatkan tingginya penetrasi internet dan pengguna media sosial harus diimbangi pula dengan keadaban digital.

"Ironisnya, dari laporan hasil survei Microsoft bertajuk Digital Civility Index (Indeks Keadaban Digital) tahun 2020 yang dirilis Februari 2021, Indonesia menempati urutan 29 dari 32 negara yang disurvei, atau yang 'terburuk' untuk kawasan Asia Pasifik," kata dia.

Dia juga mengingatkan agar bangsa Indonesia senantiasa merawat persatuan dan kesatuan agar tidak diadu domba dan dipecah belah. Indonesia harus berkaca pada politik adu domba (Devide et Impera) yang dilancarkan penjajah dahulu untuk menguasai rempah-rempah di Tanah Air.

"Dengan jumlah penduduk lebih dari 273 juta jiwa, terdiri dari 1.340 suku yang memiliki 733 bahasa, serta menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan, menjadi faktor sosiologis yang menempatkan tingkat heterogenitas bangsa kita sangat tinggi," kata dia.

Tak hanya itu, bangsa Indonesia bahkan tetap menjadi rebutan hingga sekarang karena memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar. Di antaranya, nikel terbesar pertama dunia, batu bara terbesar ke-2 dunia, emas terbesar ke-6 dunia, tembaga terbesar ke-7 dunia, dan gas alam terbesar ke-13 dunia.

"Ditambah posisi geografis yang strategis dalam lalu lintas kemaritiman, telah menempatkan kita sebagai magnet bagi berbagai kepentingan global sekaligus menempatkan kita pada posisi yang rentan dari ancaman perpecahan," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI