Ini Langkah Pemprov DKI untuk Stabilkan Harga Ayam Potong di Pasaran
SinPo.id - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, berupaya menstabilkan harga ayam potong di pasaran yang saat ini berada di angka Rp40-90 ribu per ekor.
Kepala Dinas KPKP DKI, Suharini Eliawati mengatakan, dalam mengantisipasi melonjaknya harga ayam di pasaran pihaknya menerapkan strategi 4K, yaitu keterjangkauan, ketersediaan, distribusi dan komunikasi efektif kepada masyarakat. Untuk keterjangkauan, pihaknya melakukan operasi pasar selama lima hari berturut-turut, sejak Senin lalu hingga hari ini, Jumat, 14 Juli 2023.
"Kegiatan ini pastinya akan mempengaruhi harga ayam di pasaran, karena kami menjual dengan harga terjangkau untuk masyarakat," ujar Eli dikutip dari laman resmi Pemprov DKI.
Sedangkan untuk ketersedian dan distribusi, sambung ElI, pihaknya bersinergi dengan Perumda Dharma Jaya. Jumlah kebutuhan dan kebutuhan ayam per harinya selalu dihitung. Setelah diketahui jumlahnya, Perumda Dharma Jaya akan menyiapkan kerjasama dengan pihak luar untuk pasokan distribusi.
"Saya yakinkan, stok ketersediaan ayam potong saat ini masih dalam kondisi aman. Karena Dharma Jaya juga masih terus kerjasama dengan daerah sekitar untuk ketersediaan ayam," katanya.
Pasokan yang disiapkan Dharma Jaya, jelas Eli, bukan cuma ayam potong segar, tapi ada juga dalam bentuk frozen yang disimpan dalam lemari pendingin. Diketahui, enam rumah potong hewan yang ada di Jakarta setiap hari mampu memproduksi 750 sampai 900 ekor ayam potong untuk kebutuhan masyarakat, hotel, restoran dan catering.
Dinas KPKP, kata Eli, juga aktif menjalin komunikasi dengan masyarakat terkait kenaikan harga ayam ini. Menurutnya, masyarakat harus mengetahui harga ayam fillet atau bondless harganya memang jauh lebih mahal dibanding ayam potong utuh, karena yang dijual hanya dagingnya.
"Masyarakat harus membedakan antara ayam fillet dengan ayam potong utuh," tandasnya.