Rating Kredit Indonesia Bertahan pada Posisi BBB Outlook Stabil

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 07 Juli 2023 | 16:47 WIB
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Suminto (SinPo.id/ Dok. Kemenkeu)
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Suminto (SinPo.id/ Dok. Kemenkeu)

SinPo.id - Peringkat (rating) kredit Indonesia kembali dipertahankan oleh Lembaga Pemeringkat S&P pada posisi BBB Outlook Stabil. Sebuah keputusan yang merupakan cerminan dari kesuksesan Indonesia dalam mencapai konsolidasi fiskal yang cepat.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Suminto, mengatakan hal itu didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang solid dan kebijakan yang terkalibrasi dengan baik, serta pertumbuhan ekonomi dan kondisi eksternal yang stabil setelah pemulihan dari pandemi.

“S&P melihat adanya perbaikan yang signifikan dalam kondisi fiskal Indonesia. Hal ini didorong oleh beberapa faktor positif, termasuk kenaikan harga komoditas yang menguntungkan, kondisi ekonomi domestik yang semakin membaik, serta komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan kebijakan fiskal yang berkelanjutan," kata Suminto melalui keterangan tertulisnya, Jumat 7 Juli 2023.

"Perbaikan defisit fiskal juga berdampak positif pada rasio utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menunjukkan kredibilitas dan kestabilan ekonomi Indonesia,” imbuhnya.

Selain itu, pertumbuhan riil PDB Indonesia juga berada pada level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, yakni mencapai 5,3 persen pada tahun 2022. Keberhasilan itu merupakan hasil dari peningkatan permintaan luar negeri terhadap komoditas utama, dan upaya dalam mengembangkan perekonomian domestik.

Terlebih, pemerintah telah berhasil mengendalikan defisit fiskal, yang saat ini berada di bawah 3 persen dari PDB. Tercatat defisit fiskal pada tahun 2022 telah menurun signifikan menjadi 2,4 persen dan S&P memperkirakan akan terus berkurang menjadi sekitar 2,3 persen dari PDB pada tahun 2023.

Sehingga, kata Suminto, penurunan defisit fiskal tersebut memberikan dampak positif dalam mengurangi beban utang pemerintah dan pembayaran bunga.

“Meskipun dalam perjalanan menuju peningkatan peringkat Indonesia masih terdapat tantangan seperti masih terbatasnya basis penerimaan negara," ungkapnya.

"Namun kita yakin dengan perbaikan kebijakan fiskal dan reformasi struktural berkelanjutan, basis penerimaan dapat ditingkatkan sehingga mampu mendorong peringkat kredit Indonesia di masa depan,” lanjut Suminto.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI