Pembebasan Pilot Susi Air, DPR Minta Utamakan Negosiasi

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 06 Juli 2023 | 15:39 WIB
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Dalam upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Kelompok Bersenjata Papua, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk mengutamakan proses negoisasi dengan para penyandera.

“Negoisasi harus diutamakan. Pemerintah dan aparat keamanan Indonesia harus bisa memastikan keselamatan sandera, tapi sekaligus tidak boleh merendahkan harga diri bangsa,” kata Meutya, Kamis 6 Julis 2023.

Sebelumnya, Kelompok Bersenjata Papua sempat mengancam akan menembak mati Mehrtens, dan berakhir dengan rencana pemenuhan uang tebusan sebesar Rp5 miliar agar untuk membebaskan pilot asal Selandia Baru itu. Namun Meutya berharap persoalan penyanderaan tersebut tak berhenti hanya dengan pemberian uang tebusan.

"Pemerintah jangan berhenti pada pemenuhan tuntutan uang tebusan kepada KKB dalam membebaskan pilot Susi Air. Harus ada pertimbangan langkah negosiasi lanjutan untuk meredakan aksi KKB yang masih terus terjadi sampai saat ini di Papua,” ungkapnya.

Meski demikian, Meutya juga tidak memungkiri urgensi bagi Pemerintah dan aparat keamanan untuk menyelamatkan nyawa Mehrtens dengan memenuhi permintaan uang tebusan tersebut. Karena ia yakin, berbagai upaya strategis telah dilakukan, walau tak semuanya disampaikan ke publik.

Di samping itu menurutnya, keselamatan nyawa manusia jauh lebih penting penting dibanding apa pun. Apalagi hal ini juga terkait dengan persoalan diplomatik dengan negara asal pilot yang disandera.

“Kami di DPR juga percaya Pemerintah bersama pihak keamanan telah memiliki pertimbangan yang matang dengan keputusan pemberian uang tebusan. Karena masalah ini juga telah melebar dari urusan keamanan menjadi menyangkut hubungan dengan negara lain,” katanya menambahkan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI