Ini Pentingnya Vaksinasi Pneumonia untuk Jemaah Haji dan Umrah
SinPo.id - RS Universitas Indonesia (RSUI) kembali menggelar rangkaian seminar awam yang diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam rangka ibadah haji dan umroh. Seminar ini memiliki tajuk utama: “Pentingnya Vaksinasi Pneumonia untuk Jemaah Haji dan Umroh”.
Pneumonia diketahui penyebab utama rawat inap di rumah sakit. Selain transmisi droplet, kondisi kelelahan, cuaca panas, dan berbagai penyakit penyerta jemaah terutama lansia juga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Oleh karena itu, pencegahan pneumonia melalui vaksin perlu disosialisasikan melalui edukasi yang komprehensif.
Seminar ini dimoderatori oleh dr. Rakhmi Sukmadewanti yang merupakan Dokter Umum RSUI. Sementara hadir sebagai narasumber pada seminar ini yaitu dr. Muhammad Hafiz Aini, Sp.PD yakni seorang dokter spesialis penyakit dalam di RSUI.
Dalam paparannya, Hafiz menyebut, sebanyak 64 persen dari total jemaah memiliki faktor risiko dan gangguan kesehatan yang dapat mengganggu pelaksanaan ibadah haji. Semakin bertambah usia jemaah, risiko penyakit tersebut juga semakin meningkat. Berdasarkan Data Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi tahun 2016-2019, angka jemaah haji yang dirawat di RS Arab Saudi mengalami peningkatan. Dengan melihat data tersebut, persiapan kesehatan sebelum keberangkatan penting untuk dilakukan.
Pneumonia menjadi penyakit nomor satu terbanyak yang diderita jemaah haji yang mendapatkan perawatan inap di KKHI dan RS Arab Saudi. Pneumonia merupakan peradangan pada paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus dan jamur. Pada kondisi tersebut, kantung udara paru (alveoli) membengkak yang disertai produksi cairan atau nanah sehingga membuat sesak dan sulit bernapas.
"Sebanyak 20 sampai 25 persen kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri S.pneumonia. Penyakit ini dapat menular melalui percikan dahak (sputum) saat penderita batuk atau bersin," ucap Hafiz dalam keterangannya, Senin, 3 Juli 2023.
Menurut Hafiz, meski mirip ada perbedaan antara pneumonia dengan flu. Pada penyakit flu, biasanya gejala lebih ke saluran pernapasan atas misalnya gejala pilek. Sementara pada pneumonia, gejalanya lebih ke saluran pernapasan bawah dan rasa sesaknya lebih parah.
Flu dan pneumonia bisa saling memepengaruhi dan saling mencetuskan, bahkan bisa terjadi keduanya. Kemudian Dokter Hafiz menjelaskan beberapa contoh gejala pneumonia, di antaranya sesak napas, batuk (dahak bisa berwarna kehijauan kuning), demam berkeringat dan menggigil, napas cepat dan pendek, hilang nafsu makan, dan adanya nyeri dada tajam atau menusuk.
"Jemaah haji berisiko terkena pneumonia karena makin meningkatnya paparan faktor risiko infeksi, mulai dari perubahan lingkungan dan suhu yang drastis. Lalu adanya kepadatan massa di tempat ritual ibadah haji, serta adanya penyakit penyerta yang diderita oleh jemaah haji," ucapnya.
Pneumonia dapat dicegah, vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit ini. Vaksin pneumokokus membantu melindungi dari lebih dari 90 jenis bakteri pneumokokus. Vaksinasi dapat menurunkan risiko infeksi pneumonia hingga 2,1 kali dan kasus tanpa gejala hingga 2,2 kali. Vaksin dapat merangsang tubuh untuk mengenali dan membentuk antibodi lebih dini untuk melawan infeksi.
Ada dua jenis vaksin pneumonia di Indonesia, yaitu polisakarida dan konjugat. Pada jenis polisakarida, vaksin ini dapat mengaktifkan sel B dan memiliki 23 serotipe, sementara pada jenis konjugat, vaksin ini dapat mengaktifkan sel B dan sel T, serta memiliki 13 serotipe. Vaksin konjugat dapat diberikan mulai dari usia 19 tahun, sementara vaksin polisakarida dapat diberikan mulai usia 50 tahun.
Pemberian vaksin pneumonia cukup 1 dosis dan dapat diulang dengan variasi yang berbeda. Jika seseorang belum pernah divaksin pneumonia sama sekali, maka di awal sebaiknya menggunakan vaksin konjugat. Pada jemaah haji dan umroh sebaiknya melakukan vaksinasi pneumonia minimal dua minggu sebelum keberangkatan, sebanyak 1 dosis dan dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain.
"Selain itu terdapat beberapa pencegahan lainnya, diantaranya cuci tangan dengan teratur, membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh, menutup mulut dan hidung saat batuk, tidak merokok dan membatasi kontak dengan asap rokok, serta lebih menjaga kesehatan bagi orang yang imunitasnya lemah," ucap dia.
Hafiz juga memberikan sejumlah tips sebelum berangkat haji dan umrah, agar meminimalisir risiko pneumonia. Pertama, lakukan pemeriksaan kesehatan maksimal empat minggu sebelum berangkat ke tanah suci, jika ada masalah kesehatan, konsultasikan ke dokter agar tidak mengganggu ibadah.
Kedua lakukan vaksinasi pneumonia, ketiga siapkan obat yang dibutuhkan, pastikan jumlah obat tercukupi hingga kembali ke rumah. Dan terakhir, pastikan kelengkapan dokumen kesehatan yang perlu dibawa.