Ini Deretan Fakta Mengerikan Tentang Kapal Selam Titan yang Hancur di Atlantik
SinPo.id - Tragedi kapal selam wisata Titanic yang hancur di Samudera Atlantik dan menewaskan lima orang kaya di dalamnya, hingga kini masih terus menjadi perdebatan. Pasalnya, terdapat kengerian yang tak terbayangkan ketika berada di dalam kapal selam yang jelas tidak memiliki sistem keamanan yang baik.
CEO dari OceanGate Expedition, Stockton Rush (61), yang juga menjadi korban dalam tragedi kapal nahas tersebut, telah mengenakan biaya sebesar USD 374 ribu kepada empat penumpang lainnya yang ikut bersamanya dalam ekpedisi ke dasar Samudera Atlantik untuk melihat bangkai kapal Titanic.
Namun siapa sangka, penyelaman tersebut justru menjadi akhir dari hidup mereka. Karena sebelum sampai di bangkai kapal Titanic, kapal selam yang memiliki panjang 6,5 meter tersebut dilaporkan mengalami ledakan ke dalam atau catastrophic implosion setelah hilang kontak dari permukaan, membuat kelima penumpang mengalami kematian instan, hanya dalam kurun waktu satu detik.
Di balik peristiwa itu, rupanya kapal selam Titan memiliki sejumlah fakta mengerikan yang selama ini telah membuat banyak para ilmuwan berulang kali memberikan peringatan atas keselamatan Titan.
Dilansir dari sejumlah situs, salah satunya adalah fakta bahwa kapal selam tersebut belum mendapat sertifikasi untuk menyelam hingga kedalaman 12.500 kaki ke dasar laut.
Sebelum melakukan ekspedisi, pihak OceanGate akan menyuruh setiap penumpangnya untuk menandatangani berbagai kesepakatan, khususnya berkaitan dengan apa yang dapat dialami nantinya selama penyelaman. Termasuk jika nantinya para penumpang akan mengalami kematian.
"Kapal Titan merupakan sebuah kapal selam eksperimental, yang belum disetujui atau disertifikasi oleh badan pengawas mana pun, dan dapat mengakibatkan cedera fisik, kecacatan, trauma emosional, atau kematian," kata Reporter CBS, David Pogue, yang pernah mendokumentasikan perjalanannya di atas kapal selam Titan tahun lalu, dilansir dari ABC, Minggu 25 Juni 2023.
Menurutnya, melakukan ekspedisi penyelaman menggunakan kapal selam Titan, sam saja dengan mempertaruhkan nyawa. Terlebih di dalam ruang yang sempit itu, para penumpang akan disegel dari luar hingga mereka kembali ke permukaan.
Kemudian, fakta mengerikan lainnya adalah mengenai bahan yang digunakan untuk membuat lambung kapal. Menurut pensiunan kapten Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Alfred McLaren, lambung kapal selam Titan terbuat dari serat karbon dan titanium, dua bahan yang merespons suhu dan tekanan secara berbeda.
Bahkan sebelumnya, mantan Direktur OceanGate, David Lochridge, dipecat setelah mempertanyakan kekuatan lambung kapal Titan yang terbuat dari serat fiber untuk mencapai kedalaman ekstrem dengan tekanan tinggi di tempat bangkai Titanic berada. Terlebih tekanan air di lokasi bangkai kapal diperkirakan mencapai 6000 PSI, atau 400 kali lipat dari tekanan wajar yang bisa diterima orang biasa.
"Mungkin Anda mendapatkan segel yang bagus di darat. Tapi begitu Anda masuk ke air, terutama air asin, dan Anda mulai menyelam, itu adalah bencana. Itu pasti akan terjadi," kata McLaren.
Sutradara film Titanic, James Cameron, yang juga seorang penjelajah laut dalam yang berpengalaman mengatakan bahwa desain Titan pada dasarnya cacat. Ia menjelaskan bahwa desain lambung kapal selam tersebut benar-benar tidak layak untuk menyelam ke dasar Samudera Atlantik dan menahan tekanan eksternal.
"Kami selalu memahami bahwa ini adalah bahan yang salah untuk lambung kapal selam, karena dengan setiap siklus tekanan, kapal dapat mengalami kerusakan progresif. Jadi ini cukup berbahaya karena Anda mungkin memiliki sejumlah penyelaman yang berhasil, namun kemudian gagal," ungkapnya.
Meski ekspedisi bangkai kapal Titanic terdengat mengerikan dan telah menuai banyak kritik dari para ahli, namun faktanya masih banyak petualang kaya yang akan membayar mahal untuk bisa melihat bangkai kapal yang karam setelah menabrak gunung es dan tenggelam pada 15 April 1912, hingga menewaskan 1.500 penumpang.
Eksklusivitas tampaknya menjadi bagian dari nilai jual OceanGate kepada klien mereka, dengan menyebut bahwa hanya segelintir orang atau kurang dari 200 orang yang pernah melihat bangkai kapal Titanic secara langsung. Jumlah tersebut tentunya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah astronot yang terbang ke luar angkasa atau orang-orang yang berhasil mendaki Gunung Everest.

