Warga Timbulsloko Jateng Akhirnya Punya Air Bersih dan Lampu Jalan

Laporan: Bayu Primanda
Selasa, 20 Juni 2023 | 20:40 WIB
Proses pemasangan lampu jalan oleh Greenpeace bersama warga Timbulsloko (Sinpo.id/Greenpeace)
Proses pemasangan lampu jalan oleh Greenpeace bersama warga Timbulsloko (Sinpo.id/Greenpeace)

SinPo.id -  Warga Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah bisa berbahagia setelah penantian lama bertahun-tahun untuk mendapat air bersih akhirnya terwujud. Sebuah organisasi non profit, Greenpeace berhasil membangun pompa air bertenaga surya untuk warga Timbulsloko.

Tak hanya pompa air, Greenpeace juga membangun lampu penerangan bertenaga surya di desa tersebut.

Timbulsloko merupakan salah satu desa di Demak yang terdampak krisis iklim akibat kenaikan muka air laut. Separuh kampung di Timbulsloko sudah terendam air laut, sehingga warga sulit mendapatkan air bersih.

Warga Timbulsloko telah bertahun-tahun berdampingan dengan banjir rob yang semakin hari terus naik, sehingga akses air bersih sulit didapat.

“Timbulsloko adalah potret dari sekian banyak wilayah, yang memperlihatkan bagaimana krisis iklim sudah sampai di hadapan rumah kita sendiri,” ungkap Hadi Priyanto, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia dalam keterangannya yang diterima pada Selasa, 20 Juni 2023.

Adapun proses pemasangan pompa air sudah dikerjakan hampir satu bulan lalu, terhitung sejak 31 Mei 2023.

Pompa air dan lampu penerangan tersebut adalah hasil urun dana dari masyarakat seluruh Indonesia yang peduli akan keberlangsungan hidup warga Timbulsloko.

Penggalangan dana dilakukan melalui kanal penggalangan dana individu digital maupun tatap muka oleh Greenpeace.
 
“Ini adalah harapan kita semua, dengan kolaborasi bersama anak-anak muda seperti komunitas Solar Generation dan masyarakat, kita bisa mewujudkan solusi yang baik untuk mencegah sebelum semuanya memburuk,” kata Hadi.

Salah seorang warga Timbulsloko, Ghofur menuturkan bahwa kelangkaan air bersih di daerahnya terjadu sejak air pasang merendam desanya yang mengakibatkan rusaknya pompa air bersih yang ada.

“Mulai langkanya air, menurutku sejak air naik pompa ini jadi sering mati. Sejak air pasang terlalu ekstrem naiknya, mesin-mesin pompa sering rusak,” terang Ghofur, salah satu warga Timbulsloko.

“Mudah-mudahan dengan adanya pompa dan solar panel bisa membantu listrik dan air buat warga,” kata Ghofur.

Timbulsloko hanya salah satu dari banyak daerah yang sudah merasakan dampak krisis iklim secara langsung jika kita tidak segera beralih dari energi fosil seperti batubara.

Negara-negara di seluruh dunia dimandatkan untuk meninggalkan penggunaan bahan bakar fosil sebelum 2030, jika ingin menjaga kenaikan suhu bumi di bawah 1,5⁰ C dan menjaga dari bencana iklim permanen.

Alih-alih melepaskan diri dari ketergantungan terhadap batu bara, Indonesia malah akan menambah pembangkit batubaranya hingga 2030, dan akan terus mempertahankan batu bara hingga 2050 dengan berbagai mekanisme teknologi rendah karbon yang sebenarnya adalah solusi palsu.

Padahal, Indonesia sebagai negara dengan skala geografis yang cukup besar memiliki berbagai macam potensi energi terbarukan yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, Indonesia memiliki potensi 3.295 GW energi surya yang bisa mencukupi kebutuhan energi seluruh negeri.

Belum potensi energi lain yang masih belum dimanfaatkan sama sekali seperti energi angin lepas pantai dan gelombang laut.

Dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam implementasi transisi energi, gelombang investasi yang besar juga harus dibarengi dengan payung hukum dan kemauan politik untuk melepas ketergantungan pada jebakan energi fosil batubara.

Pembangunan pompa air tenaga surya di Timbulsloko diharapkan bisa menjadi model demokrasi energi, dimana masyarakat bisa saling bahu membahu membangun pembangkit energi terbarukan, untuk mencukupi berbagai macam kebutuhan masyarakat, termasuk air bersih di manapun dan dalam kondisi tersulit sekalipun.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI