Jakarta, Ibu Kota Dengan Empat Kali Berganti Nama
SinPo.id - Jakarta punya sejarah panjang sebagai ibu kota nasional. Sejumlah catatan menunjukkaan sebelum menjadi kota administrasi sebagai Daerah Khusus Ibu kota atau DKI, Jakarta memilki sejumlah nama yang disebut dalam beberapa fase sejarah.
Salah satu tokoh Betawi Abdul Malik, menyebutkan pada sekitar tahun 1527 atau sekitar abad ke-5 Masehi, wilayah yang saat ini disebut Jakarta masih bernama Sunda Kelapa dan berada di bawah kekuasaan kerajaan Hindu.
Pada tahun 1527, Pangeran Fatahillah dari Demak berhasil merebut Sunda Kelapa dan mengubah namanya menjadi Jayakarta. Pergantian nama tersebut diperkirakan terjadi pada 22 Juni, yang kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai hari jadi Kota Jakarta.
“Pada periode Kerajaan Tarumanegara, Sunda Kelapa tumbuh menjadi sebuah kota pusat perdagangan, jadi banyak masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai pedagang. Waktu Jakarta masih pakai nama Sunda Kelapa,” kata Abdul malik kepada SinPo.id
Menurut Malik, Sunda Kelapa dipimpin oleh sejumlah pejabat tinggi seperti Tumenggung Sang Adipati dan syahbandar.
Sedangkan saat Namanya berubah menjadi Batavia terjadi saat VOC menguasai wilayah itu pada 1619. Dalam sejarahnya, nama Batavia mempunyai masa hidup yang sangat lama, yakni hingga tiga abad lebih (1619-1942).
Saat itu Batavia direncanakan sebagai kota yang dibangun menyerupai kota-kota di Belanda berbentuk blok dan masing-masing dipisahkan oleh kanal. Malik juga menyebut Jakarta atau Batavia kala itu sebagai tempat strategis sebagai Kawasan perdagangan.
“Orang-orang Eropa dulu berlomba-lomba memperoleh koneksi dari penguasa setempat untuk mendirikan kantor dagang,” kata Malik menjelaskan
Pembentukan Kota Batavia akhirnya menjadi kota yang selalu dikaitkan dengan kebutuhan untuk mendatangkan orang-orang dari berbagai bangsa yang bekerja di sana. Upaya inilah yang dari awalnya telah menjadikan Batavia sebagai suatu kancah percampuran bangsa.
Jakarta tetap hidup ketika Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, ketika Belanda kalah perang dunia II. Akhirnya nama Batavia mulai berganti menjadi Djakarta ketika proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tulisan Djakarta tetap diigunakan, hanya saja penulisannya sedikit berubah yaitu Jakarta.