DPR Dukung Bahlil Kawal Investasi Pabrik Baterai Bernilai Rp135 Triliun

Laporan: Juven Martua Sitompul
Kamis, 01 Juni 2023 | 19:54 WIB
Wakil Ketua Komisi VI Muhammad Sarmuji. Dok DPR RI.
Wakil Ketua Komisi VI Muhammad Sarmuji. Dok DPR RI.

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi VI Muhammad Sarmuji mendukung langkah Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengawal kerja sama Inggris yang ingin menanamkan investasi jumbo sebesar Rp135 triliun di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Investasi itu berbentuk pembangunan pabrik baterai.

Hal itu dianggap sesuai perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar pembangunan sektor tersebut dipercepat.

"Bagus, harus dikawal, kita sudah punya pengalaman juga ‘Janji-janji Joni’ dari negara lain atau perusahaan besar, jadi pemerintah harus betul-betul memastikan bahwa wacana itu betul-betul bisa dieksekusi bukan sesuatu yang memberi madu di depan itu," kata Sarmuji kepada wartawan, Jakarta, Kamis, 1 Juni 2023.

Politisi Partai Golkar itu menyampaikan jika benar serius ingin berinvestasi maka pemerintah harus memberikan sejumlah insentif yang menarik bagi investor. Ini penting agar proyek tersebut dapat terwujud.

"Masuk atau tidak terus seberapa serius calon investornya kalaupun mereka serius fasilitas apa yang bisa kita berikan sehingga mereka betul-betul mau menginvestasikan uang yang begitu besar ke Indonesia di Bantaeng khususnya," kata dia.

"Karena uang sebesar itu pasti mereka memerlukan syarat-syarat biasanya ada syarat infrastruktur atau kemudahan-kemudahan yang lain dalam bentuk tax holiday atau apa itu dipastikan saja, diclearkan sejak awal supaya nanti investasi sebesar itu betul-betul terealisasi," timpal dia.

Sarmuji menilai upaya pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik sudah tepat. Apalagi, tren penggunaan kendaraan listrik diyakini semakin meningkat ke depan.

Sarmuji berharap pemerintah konsisten menerapkan kebijakan tersebut agar memberikan kepastian kepada investor bahwa Indonesia adalah negara yang berpotensi sebagai produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.

"Sebenarnya langkah pemerintah sudah bagus untuk menciptakan ekosistem vehicle berbasis baterai misalkan dengan cara membangun smelter di Indonesia, industri-industri pelengkap untuk terjadinya vehicle itu sudah mulai dilengkapi termasuk industri turunannya sudah dimulai dibangun di Indonesia," ucapnya.

Sarmuji mengatakan butuh kerja keras yang luar biasa untuk mewujudkan ekosistem baterai kendaraan listrik tersebut. Sebab, sektor itu merupakan industri strategis sehingga perlu diperkuat dan didukung oleh semua pihak.

"Industri yang memang harus diperkuat oleh pemerintah kenapa diperkuat? Karena kita punya sisi jangka panjang bahwa industri ini adalah industri strategis yang berdasarkan Kompetitifnes dari Indonesia, jadi harus diperkua," tegas Sarmuji.

Sebelumnya, Menteri Bahlil Lahadalia telah melaporkan kepada Presiden Jokowi bahwa Inggris berminat untuk berinvestasi ke Indonesia dengan membangun proyek industri baterai listrik dengan nilai investasi sebesar Rp135 triliun.

"Baru kami melakukan rapat dengan Bapak Presiden beserta beberapa anggota kabinet, Menteri, dan Direktur Utama Antam membahas tentang investasi Inggris yang ada di Indonesia terkait percepatan dalam membangun ekosistem baterai mobil," ujar Bahlil.

Bahlil mengungkapkan investasi Inggris akan membangun pabrik baterry cell dengan kapasitas 20 gigawatt di Bantaeng. Pembangunan pabrik dilakukan oleh perusahaan Inggris Evision, perusahaan Swiss Glencore, perusahaan Belgia Umicore, dan PT Antam dari Indonesia. Total investasinya kurang lebih sekitar USD9 miliar atau sekitar Rp135 triliun (kurs Rp15.000).

Bahlil menjelaskan pabrik baterai yang dikebut di Bantaeng akan dibangun pada kawasan industri dengan sumber energi bersih. Tepatnya, dengan energi tenaga angin.

"Investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, yang akan memakai tenaga angin di Sulawesi di Bantaeng. Ini segera akan kita lakukan, kemudian ada tambang nikelnya dari Papua dan prosesnya sekarang lagi berjalan," kata Bahlil.

"Kalau bisa kita percepat kita lakukan ini investasi pembangunan baterai mobil merambah sampai baterry cell," tegas Bahlil.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI