Airlangga: Negara-negara Produsen Minyak Sawit Komitmen Tingkatkan Kolaborasi

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 18 Mei 2023 | 14:45 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Sinpo.id/Galuh Ratnatika)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Sinpo.id/Galuh Ratnatika)

SinPo.id -  Negara-negara produsen minyak sawit, berkomitemen untuk terus mengedepankan kolaborasi dan konsolidasi, dalam mengatasi berbagai tantangan. Hal tersebut disampaikan dalam Pertemuan Menteri Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) ke-11, di Malaysia.

Para Menteri optimis bahwa produksi, permintaan, dan harga minyak sawit akan terus tumbuh positif di 2023 serta industri kelapa sawit akan terus memainkan peranan penting dalam memastikan ketahanan pangan untuk populasi global.

“Walaupun ada banyak tantangan terhadap industrinya, dan tentunya kami juga melihat tantangan terhadap produknya, baik di Eropa, India, maupun beberapa negara lainnya, namun kami mengapresiasi CPOPC yang melakukan joint visit antara Indonesia dan Malaysia ke Uni Eropa di akhir bulan ini,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, dikutip Kamis 18 Mei 2023.

Melihat perkembangan terkini di Uni Eropa (UE), khususnya Peraturan Deforestasi yang berpotensi memberi dampak negatif pada industri kelapa sawit dan mengecualikan petani kecil dari rantai pasok, CPOPC akan menyelenggarakan Misi Bersama untuk negara produsen ke Brussels, Belgia, pada 30 sampai 31 Mei 2023. 

“Kami optimis bahwa dengan semakin banyaknya (anggota) CPOPC maka akan dapat menyejahterakan masyarakat di masing-masing negara anggota," ungkapnya.

Pasalnya, sebagai komoditas strategis, minyak sawit telah membuktikan dapat menjadi salah satu solusi alternatif ketahanan pangan mengingat kondisi geopolitik saat ini di Eropa sebagai akibat dari Perang Ukraina dan Rusia.

Di samping itu, Menko Airlangga mengatakan bahwa CPOCP meyakini minyak sawit akan tetap menjadi bahan baku penting untuk produksi biodiesel.

Sehingga dapat memastikan ketahanan energi dunia dalam jangka panjang, karena ketersediaan dan pasokan minyak nabati utama masih belum pasti pada tahun ini.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI