Menteri BUMN Diminta Tak Bebani PLN Dengan Target Dividen Tinggi

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 09 Mei 2023 | 13:44 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Sinpo.id/Muhammadiyah)
Menteri BUMN Erick Thohir (Sinpo.id/Muhammadiyah)

SinPo.id -  Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, meminta Menteri BUMN Erick Thohir, untuk tidak memaksakan target dividen tinggi kepada PLN yang saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan.

"Menteri BUMN menargetkan total dividen yang dikontribusikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 80,2 triliun pada 2023, terbesar sepanjang sejarah. Dividen PLN sendiri ditargetkan sebesar Rp2,18 triliun," kata Mulyanto, Selasa 9 Mei 2023.

Menurutnya, data keuntungan BUMN termasuk PLN tersebut harus disampaikan secara lebih proporsional dan real, serta jangan menyembunyikan fakta di balik angka Rp2,18 triliun yang menjadi target dividen PLN di tahun 2023, agar publik tidak salah paham.

"Memang terjadi kenaikan laba bersih PLN di tahun 2022 yakni menjadi sebesar Rp14,4 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp13.17 triliun. Namun net profit margin PLN (laba bersih dibagi pendapatan) masih sekitar 3,3 persen. Jauh di bawah rerata net profit margin industri listrik tahun 2022, yang sebesar 7 – 10 persen," ungkapnya.

Meski demikian, kata Mulyanto, laba bersih tersebut muncul setelah Pemerintah membayar dana subsidi dan kompensasi listrik, yang pada tahun 2022 mencapai Rp122 triliun. Apabila Pemerintah menunggak pembayaran, maka laba PLN akan menjadi negatif.

Selain itu, beban utang PLN yang mencapai sekitar Rp500 triliun juga perlu diungkap. Karena pada tahun 2022 bunganya sudah mencapai sebesar Rp17 triliun, yang artinya mengurangi kemampuan PLN untuk berinvestasi.

Terlebih surplus listrik di Jawa-Sumatera makin menekan keuangan PLN karena mereka harus membayar listrik yang tidak terpakai akibat skema TOP (take or pay) dalam perjanjian jual-beli listrik swasta.

"Melihat gambaran makro kondisi PLN tersebut, kita faham bahwa bisnis PLN ini masih tertekan dan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah. Angka target deviden PLN yang sebesar Rp2,18 triliun sebenarnya hanya pemanis saja dari kantong kiri ke kantong kanan Pemerintah. Jadi Menteri BUMN jangan terlalu tebar pesona soal ini," kata Mulyanto menambahkan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI