Puluhan Ribu Masyarakat Serbia Berunjuk Rasa Menentang Kekerasan Senjata

Laporan: Bayu Primanda
Selasa, 09 Mei 2023 | 09:31 WIB
Aksi unjuk rasa di Serbia (Sinpo.id/BBC)
Aksi unjuk rasa di Serbia (Sinpo.id/BBC)

SinPo.id -  Puluhan ribu masyarakat Serbia turun ke jalan untuk berunjuk rasa menentang kekerasan dengan senjata setelah terjadinya dua peristiwa penembakan yang menewaskan 17 orang, termasuk di antaranya delapan anak sekolah dasar.

Aksi protes itu digelar di ibu kota Beograd dan sejumlah kota lainnya. Dalam aksi itu, para pengunjuk rasa juga menyerukan pengunduran diri sejumlah pejabat tinggi pemerintah yang dinilai telah lalai dalam mengatasi kekerasan senjata. Termasuk menteri dalam negeri dan kepala badan intelijen Serbia.

Pasalnya, Menteri Pendidikan Serbia, Branko Ruzic, telah mengundurkan diri pada hari Minggu, 7 Nei 2023 karena tragedi dahsyat dari pembantaian sekolah baru-baru ini.

"Kami di sini karena kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kami sudah menunggu terlalu lama, kami terlalu lama diam, kami terlalu lama memalingkan kepala. Kami ingin sekolah, jalan, desa, dan kota aman untuk semua anak," kata seorang guru sekolah, Marina Vidojevic, dalam aksi protes, dilansir dari BBC, Selasa 9 Mei 2023.

Meski demikian, Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, justru mengutuk aksi protes tersebut, dan menuduh oposisi memanfaatkan tragedi nasional untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri.

"Saya akan terus bekerja dan saya tidak akan pernah mundur," kata Vucic menegaskan.

Sementara itu di kota utara Novi Sad, ribuan orang juga turun ke jalan. Mereka berunjuk rasa dengan cara melemparkan bunga ke sungai Danube yang mengalir ke ibu kota.

Seperti diketahui, berdasarkan survei tahun 2018, Serbia memiliki tingkat kepemilikan senjata tertinggi di Eropa, dengan perbandingan sekitar 39 dari 100 orang memiliki senjata.

Tetapi Vucic telah memulai amnesti yang berlangsung selama 30 hari, agar masyarakat yang memiliki senjata ilegal menyerahkannya ke polisi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI