pemilu 2024

Tak Daftar Caleg Pemilu 2024, Menag Yaqut Juga Tak Berpikir Maju Cawapres

Laporan: Martahan Sohuturon
Jumat, 28 April 2023 | 03:43 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas. (Ashar/SinPo.id)
Menag Yaqut Cholil Qoumas. (Ashar/SinPo.id)

SinPo.id - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan tidak akan mendaftar menjadi calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Ia pun menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berpikir untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) di 2024 nanti.

Yaqut mengaku ingin fokus mengemban amanah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni bertugas sebagai Menag.

"Sampai detik ini yang ada dalam benak saya adalah bagaimana mengemban amanah yang diberikan oleh Bapak Presiden Jokowi sebagai menteri agama dengan sebaik-baiknya. Sebagai pembantu beliau, saya hanya tegak lurus kepada Presiden Jokowi. Tidak pernah memikirkan cawapres atau target politik lainnya," ujar Yaqut dalam keterangannya pada Kamis, 27 April 2023.

Dia mengatakan, membuat keputusan untuk tidak maju sebagai caleg di Pemilu 2024 merupakan hal yang tidak mudah.

Namun, menurutnya, pilihan itu merupakan yang terbaik demi mengabdi kepada negara dengan sepenuh hati.

"Saya hanya ingin fokus dan tidak terbagi-bagi. Sejak awal ketika diberi mandat ini oleh Presiden Jokowi pada Desember 2020 saya pribadi sudah berjanji akan totalitas mengemban tugas dari Presiden sebagai Menag sampai akhir," katanya.

Terkait dukungan dari berbagai pihak agar dirinya maju sebagai cawapres di Pilpres 2024, Yaqut mengucapkan terima kasih. Namun, ia meyakini, Indonesia memiliki stok pemimpin muda berkualitas dan berpengalaman yang sangat melimpah.

"Termasuk dari NU juga banyak. Mereka tidak akan pernah meminta jabatan tertentu, tapi jika mendapat amanah insyaAllah siap untuk mengembannya," sambung Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor itu

Yaqut juga optimistis Pilpres 2024 akan berlangsung lebih demokratis. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia sudah semakin dewasa dalam melihat perbedaan pandangan dan pilihan dalam perpolitikan. Dia juga berharap, penggunaan identitas keagamaan untuk kepentingan politik praktis bisa dicegah.

"Ada kepentingan bangsa ini yang lebih penting dan luas untuk terus diperjuangkan bersama, yakni terwujudnya persatuan nasional dan masyarakat yang semakin sejahtera. Maka, sayang sekali jika jalinan yang sudah kokoh ini tercederai oleh kepentingan politik jangka pendek," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI