Peneliti Brin Andi Pangerang ancam muhammadiyah

Soal Pernyataan Andi Pangerang, PP Muhammadiyah Minta Warga Tak Terpancing

Laporan: Martahan Sohuturon
Selasa, 25 April 2023 | 08:02 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad. (SinPo.id/Dok. Pribadi)
Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad. (SinPo.id/Dok. Pribadi)

SinPo.id - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad mengimbau warganya untuk tetap bijak dan dewasa dalam menyikapi pernyataan bernada ancaman yang disampaikan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin.

“Kami mengimbau agar warga tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan idul fitri 1444 H,” kata Dadang dalam keterangannya pada Senin, 24 April 2023.

Ia mengimbau seluruh warga Muhammadiyah agar tidak bersikap serupa dengan mereka yang kerdil pemikiran dan sikap dalam beragama dan berbangsa.

Menurutnya, warga Muhammadiyah harus menunjukkan sifat berkeadaban, berilmu, berbangsa, dan bahkan beragama lebih baik di dunia nyata.

"Bila dari pernyataan-pernyataan buruk orang-orang itu terhadap Muhammadiyah ada yang sudah melewati batas dan dapat masuk ke ranah hukum, tentu jalan hukum itu selalu terbuka untuk dilakukan sejalan dengan koridor yang dijamin konstitusi dan terhormat dalam berbangsa," tutur Dadang.

"Sekali lagi warga Muhammadiyah agar tetap mengedepankan pemikiran dan sikap luhur, serta tidak mengambil langkah sendiri-sendiri," sambungnya.

Dadang pun bilang, Muhammadiyah sudah kenyang pengalaman diperlakukan negatif atau buruk sepanjang perjalanan sejarahnya hingga era kekinian. Dia mencontohkan masa ketika pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan meluruskan arah kiblat.

"Dulu ketika Kyai Ahmad Dahlan memelopori arah kiblat yang benar secara syariat dan ilmu disikapi serupa, dituding kafir dan dirobohkan masjid yang dibangunnya di Kauman," kata Dadang.

"Kini perangai serupa tertuju ke Muhammadiyah oleh orang-orang yang boleh jadi berilmu, mungkin karena merasa benar sendiri atau memang bersikap kerdil yang tentu tak sejalan dengan khazanah dunia ilmu dan akhlak Islam," sambungnya.

Ia pun mengajak kepada para pihak yang tak sejalan dengan pandangan keislaman Muhammadiyah supaya lebih mengutamakan akal sehat, sikap ilmiah nan objektif, dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama dan berilmu.

"Bila di negeri ini para petinggi negeri selama ini begitu gencar menyuarakan moderasi dan toleransi dalam beragama dan berbangsa serta ajakan jangan radikal dan intoleran," ucap Dadang.

Oleh karenanya, lanjut Dadang, Muhammadiyah hanya ingin bukti apakah hal tersebut dipraktikkan secara autentik dan nyata. Bukan cuma dialamatkan kepada pihak lain, tetapi di lingkungan masing-masing agar tidak sekadar retorika.

"Muhammadiyah secara organisasi tetap elegan dalam menyikapi sikap maupun pernyataan negatif seputar perbedaan idul fitri karena sudah biasa dan terbiasa," imbuh Dadang.

Nama Andi menjadi perbincangan publik lantaran komentarnya bernada ancaman pembunuhan terkait perbedaan metode penetapan hari lebaran 2023 atau 1 Syawal 1444 Hijriah.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis Andi di Facebook.

Komentar Andi itu membalas pendapat peneliti BRIN lainnya yaitu Thomas Jamaluddin.

Andi mengakui Muhammadiyah merupakan saudara seiman dan rekan diskusi keilmuan dengan BRIN. Namun, kini BRIN sudah menganggap jemaah Muhammadiyah sebagai musuh dalam hal keilmuan progresif, termasuk dalam perbedaan penetapan hari Idulfitri 1444 Hijriah.

"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?"

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko sudah buka suara dan menyatakan akan mengonfirmasi informasi tersebut. BRIN, terang dia, akan memproses Andi apabila terbukti.

"Apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," ucap Handoko.sinpo

Komentar: