Presiden Kritisi Kinerja Menteri Siti, Nasdem Anggap Ada Pihak Yang Pelintir Ucapan Presiden

Selasa, 26 Desember 2017 | 10:38 WIB
Wakil Ketua Fraksi Nasdem
Wakil Ketua Fraksi Nasdem

Jakarta, sinpo.id - Terkait pemberitaan yang menyebut Presiden Joko Widodo telah mengkritik kinerja Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya membuat Fraksi Partai Nasdem DPR RI angkat bicara,

Melalui Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPR RI Irma Suryani Chaniago menilai berita itu muncul karena ada pihak yang memelintir ucapan Presiden.

Menurutnya, Presiden tidak pernah mengkritik kerja Menteri Siti.

"Program menanam pohon dilakukan bersama Presiden. Jadi, tidak benar jika Presiden mengkritik Menteri LHK. Karena, Presiden turut hadir dan melihat langsung kegiatan yang dilakukan Kementrian LHK," kata Irma dalam keterangan tertulis kepada Redaksi sinpo.id

Anggota Komisi IX DPR ini menilai, bahwa pelintiran-pelintiran pidato Presiden dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak nyaman dengan kinerja Menteri Siti yang mampu menurunkan sejumlah besar titik api dan kebakaran hutan di seluruh wilayah.

Pihak itu juga tidak senang dengan sikap keras Menteri Siti menghajar pelaku usaha dan oknum wilayah yang disinyalir melindungi perusahaan perusak hutan.

"Tentunya, membuat banyak pihak merasa tidak nyaman. Kondisi inilah yang akhirnya membuat pihak-pihak tersebut terus berusaha menyingkirkan menteri yang bekerja baik untuk negara dan rakyat tetapi merugikan pelaku usaha dan oknum wilayah yang nakal," ujar Irma.

Irma menambahkan Menteri Siti terus menggalakkan penanaman pohon ke masyarakat. Salah satunya saat memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional pada November lalu. Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tahun 2017  bulan Nopember  mengambil tema “Kerja Bersama: Makmurkan Rakyat, Lestarikan Alam”.

Tema ini mengandung arti bahwa pengelolaan hutan dan lahan tidak lepas dari keterlibatan seluruh pihak, baik instansi pemerintah, pelaku usaha, organisasi massa dan masyarakat sebagai pelaku utama pengelolaan hutan dan lahan. Kegiatan pengelolaan hutan dan lahan harus memberikan manfaat nyata dan kesejahteraan masyarakat seiring dengan terpeliharanya kelestarian alam.

Menurut Irma sejak era Presiden Jokowi, upacara penanaman pohon bukan lagi sekadar acara, tetapi menanam langsung dalam jumlah yang nyata.

Contohnya, Tahun 2015, telah ditanam 10.000 batang  pohon di Kalimantan Selatan. Pada Tahun 2016, sebanyak 243.000 batang pohon di Jawa Timur yang mendapatkan penghargaan guiness book of record sebagai penanaman serentak terbanyak di dunia.

"Untuk Di 2017, sebanyak 45.000 batang pohon di Yogyakarta," bebernya.

Dalam rangka mengimplementasikan Instruksi Presiden dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan, tambah Irma, Menteri Siti terus membangun jejaring dan bersinergi dengan berbagai pihak melalui gerakan tanam dan pelihara 25 pohon selama hidup.

Menurut Irma Menteri Siti telah memprogramkan penyediaan bibit secara gratis kepada masyarakat sebanyak 50 juta batang per tahun melalui 50 unit persemaian permanen, kebun bibit rakyat sebanyak 500 unit, dan penyediaan 2,5 juta batang bibit produktif.

Berdasarkan rekam kegiatan pada setiap provinsi sejak 2014 hingga akhir 2016, tercatat realisasi penanaman pada areal tidak kurnag dari 4,2 juta hektar, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Sehingga, lahan kritis yang tercatat sekitar 24 juta hektar pada survei tahun 2013, secara bertahap berkurang karena dilakukan rehabilitasi.

KLHK akan lakukan survey kembali pd tahun 2018 untuk lahan kritis ini. Penanaman pohon yang telah dilakukan itu, didukung oleh APBN, APBD, DAK, DBH DR, CSR BUMN/D serta swasta, Penghijauan, dengan melibatkan TNI/POLRI, Pelajar, Mahasiswa, Pramuka dan organisasi masyarakat serta masyarakat secara umum.

Dan terkait dengan Gerakan Tanam 25 Pohon yang telah di launching pada tanggal 2 Agustus 2017 oleh Bapak Presiden RI, sampai saat ini telah terealisasi sebanyak 2.731.524 batang atau setara dengan 5.463 ha apabila betul-betul jadi nantinya untuk rehabilitasi lahan selama 3 sd 4 tahun.

menyadari bahwa gerakan ini perlu terus- menerus disosialisasikan dan dukungan para pamong di daerah dan di desa serta para voluntary. Keterlibatan masyarakat menjadi sangat penting untuk keberhasilan program Ini.

Dengan data-data itu, Irma pun memastikan bahwa anggapan Presiden sudah mengkritik kerja Menteri Siti adalah keliru.

"Dengan data dan fakta kinerja yang saya uraikan, saya imbau pada oknum-oknum bermasalah, berhentilah politisasi negatif dan berubah," ujar Irma

"Ayo kita perbaiki kesalahan-kesalahan yang lalu, jaga kelestarian hutan kita, jangan cuma keruk keuntungan saja, tanam kembali pohon, dan jangan bakar lahan gambut untuk keuntungan pribadi. Cukup sudah mengexploitasi hutan. Sekarang, saatnya membayar kebaikan alam demi Indonesia sejahtera," imbuhnya.

Berita soal Presiden mengkritik Menteri Siti muncul usai kunjungan ke Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa lalu.

Saat itu, Presiden disebut mengemukakan kecewaan atas program Kementerian LHK yang tidak maksimal menghasilkan hutan. Padahal, anggaran yang sudah digelontorkan sangat besar.

"Anggaran di Kementerian Kehutanan gede sekali. Kenapa tidak kita bangun hutan-hutan seperti Wanagama ini (hutan milik UGM)? Nanti hutan konservasi digerogoti, habis terus, lama-lama hilang," ucap Presiden, waktu itu.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI