Serangan di Al Aqsa, Fadli Zon: Rutinitas Barbar Israel Tiap Ramadan
SinPo.id - Israel kembali berulah di bulan suci Ramadan dengan menyerang dan menangkap sejumlah warga Palestina yang tengah berada di Masjid Al-Aqsa. Israel juga mengusir jemaah Palestina dari masjid setelah sebelumnya beberapa warga Israel diizinkan memasuki Masjid.
Insiden teranyar di Kompleks Al-Aqsa itu melukai sedikitnya 12 warga Palestina. Selain itu, ada ratusan 400 lainnya ditahan secara ilegal Menanggapi situasi terkini di Palestina itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyebut insiden tersebut merupakan rutinitas barbar yang disengaja Israel.
“Ramadan tahun lalu Israel menyerang Al-Aqsa dan melukai sedikitnya 158 warga Palestina. Ramadan 2021 Israel juga melakukan hal yang sama, bahkan dampaknya termasuk paling berdarah karena memicu serangan Israel ke Gaza yang menewaskan sedikitnya 256 orang, termasuk 66 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.900 orang," ujar Fadli dikutip dari laman Parlementaria, Kamis, 6 April 2023.
Menurut Fadli, serangan brutal Israel di setiap Ramadan dengan target jemaah Al-Aqsa jelas disengaja. Mereka sangat berniat menodai kesucian Al-Aqsa dan Ramadan.
"Ini tidak cukup dikutuk keras. Israel harus ditindak keras secepatnya,” kata dia.
Atas terulangnya penodaan Israel atas Al-Aqsa di bulan Ramadan, Fadli mempertanyakan peran Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Terlebih PBB miliki Dewan Keamanan, namun tidak belajar dari insiden-insiden sejenis sebelumnya.
"PBB terutama Dewan Keamanan seperti tidak belajar dari Bulan Ramadan sebelumnya. Seharusnya PBB sigap dan antisipatif. PBB gagap dan lamban. Jika diperlukan, Dewan Keamanan bisa menurunkan pasukan perdamaian di Al-Aqsa di setiap Ramadan,” katanya.
Disisi lain, Legislator Fraksi Partai Gerindra itu menilai serangan atas Al-Aqsa sebagai bagian provokasi Israel untuk 'yahudisasi' Masjid Al-Aqsa. “Israel ingin meruntuhkan Al-Aqsa dan menggantinya dengan Temple Mount. Ini pernah sudah terjadi pada Masjid Ibrahimi di Hebron, di mana setengah dari masjid diubah menjadi Sinagog setelah tahun 1967,” tandasnya.
Lebih lanjut, Fadli mengingatkan lagi bahwa kontrol Israel atas Yerusalem adalah ilegal. “Tidak boleh dilupakan bahwa Kompleks Al-Aqsa berada di dataran tinggi di Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967, dan kemudian dianeksasi dalam tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional,” pungkas Fadli.

