generasi z

Banyak Gen Z Alami Kemiskinan Ekstrem, Politikus PKB Minta Bank Beri Akses untuk Modal

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 28 Maret 2023 | 17:53 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah. (SinPo.id/Galuh Ratnatika)
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah. (SinPo.id/Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah menyatakan bahwa sektor perbankan Indonesia tidak ramah dan tidak inklusif terhadap anak muda, khususnya kelompok Generasi (Gen) Z.

Menurutnya, banyak Gen z yang tidak memiliki akses atau kesempatan untuk memanfaatkan semua produk perbankan. Berdasarkan data dari Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) diketahui bahwa sekitar 12,5 persen dari kelompok Gen Z mengalami kemiskinan yang ekstrem yang salah satu faktornya ialah disebebkan oleh kondisi keluarga atau orang tua yang relatif miskin.

"Nah pada situasi yang seperti ini, sebenernya ini akan menjadi beban persoalan bagi kita semua di masa-masa yang akan datang. Padahal kita ini sedang menghadapi bonus demografi," kata Luluk dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan perbankan BUMN, Selasa 28 Maret 2023.

"Hanya saja bonus demografi itu apakah kita lihat sebagai peluang penetrasi pasar, dimana perbankan bisa menjangkau kelompok umur yang sangat unik ini, yang sekaligus merupakan peluang bagi Gen Z untuk dapat mengakses semua produk-produk perbankan, khususnya permodalan," imbuhnya.

Karena selama ini, banyak anak-anak muda yang belum diberikan kepercayaan untuk bisa bertumbuh, menciptakan UMKM baru, dengan menikmati semua skema atau regulasi, seperti yang juga dicanangkan oleh pemerintah, lantaran mereka tidak mendapatkan status bankable.

"Persoalan yang dihadapi mereka ini masih sangat klasik, bahwa mereka ini tidak dianggap bankable. Nah ini bagaimana cara mengatasinya, kecuali ada komitmen politik yang sangat kuat seperti yang diharapkan pemerintah," ungkapnya.

Oleh karena itu, apabila anak-anak muda tidak dianggap bankable atau dianggal tidak memiliki kelayakan usaha, Luluk meminta agar mereka diberikan kepercayaan untuk akses modal, dengan adanya pendampingan dan pelatihan menjadi pelaku UMKM baru, agar nantinya tidak terjebak dengan pinjaman online.

"Mereka juga didampingi, mereka juga dilatih, dan mereka dimotivasi. Sehingga mereka juga menjadi pembisnis yang kuat di masa yang akan datang. Namun karena mereka tidak mendapatkan kepercayaan dari perbankan, banyak dari mereka yang terjebak oleh pinjaman online," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI