INSIDEN DRONE LAUT HITAM

Usai Insiden Drone, Rusia Tetap Ingin Pertahankan Kontak dengan AS

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Selasa, 21 Maret 2023 | 18:50 WIB
Wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev (SinPo.id/AFP)
Wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev (SinPo.id/AFP)

SinPo.id - Wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan bahwa akan menjadi keputusan yang Salah untuk berdiri tegak dengan Amerika Serikat (AS) dalam insiden drone di Laut Hitam. Karena hal itu  Washington dapat menjadi kurang ajar.

Meski begitu, Medvedev menggarisbawahi bahwa kontak kedua pihak harus dipertahankan.

Dalam sebuah posting di Telegram, Medvedev mengatakan insiden itu menunjukkan bahwa tidak ada konvensi internasional yang mengatur penerbangan kendaraan udara tanpa awak (UAV).

Menurut Medvedev, Kode Udara Rusia menetapkan istilah "area terlarang" dan "area terlarang", di mana penerbangan pesawat, termasuk drone, dibatasi atau dibatasi.

Medvedev menekankan bahwa pembatasan, yang diketahui oleh semua pengguna wilayah udara, sangat penting di masa perang. Terlebih momen masuknya pesawat atau UAV ke laut teritorial terkadang sulit untuk diperbaiki.

“Secara umum, sederhananya, orang Amerika benar-benar kurang ajar. Dan salah untuk berdiri dalam upacara bersama mereka. Meskipun kontak militer diperlukan, tentu saja,” kata Medvedev dikutip dari Anadolu, Selasa, 21 Maret 2023.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sebuah drone, dengan transpondernya dalam kondisi nonaktif, terdeteksi di atas Laut Hitam pada Selasa.

Untuk mengidentifikasi pelanggaran perbatasan, jet tempur dari pasukan pertahanan udara Rusia yang bertugas saat itu dikerahkan. Drone akhirnya lepas kendali akibat manuver tajam, kehilangan ketinggian, dan menghantam permukaan air.

Sementara itu, Pentagon mengklaim bahwa jet tempur SU-27 Rusia menabrak UAV milik AS di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam, menjatuhkan pesawat Amerika.

Komando AS di Eropa juga mengklaim bahwa insiden itu terjadi setelah jet Rusia dan SU-27 lainnya "melakukan pencegatan yang tidak aman dan tidak profesional" terhadap MQ-9 Reaper AS, termasuk membuang bahan bakar ke drone dan terbang di depannya "dalam sebuah aksi sembrono, tidak ramah lingkungan dan tidak profesional."

BERITALAINNYA
BERITATERKINI