Layanan Medis

Tolak Pasien Hamil hingga Meninggal, DPR Minta Kemenkes Periksa RSUD Subang

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 08 Maret 2023 | 11:05 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

SinPo.id -  Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher minta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) periksa menejemen RSUD Subang.  Netty mengaku geram atas sikap RSUD Subang yang menolak pasien hamil hingga berakibat hilangnya nyawa ibu dan anak.

"Kemenkes harus menindaklanjuti berita ini dengan segera memeriksa RSUD Subang," kata Netty, Selasa, 7 Maret 2023 kemarin.

Menurut Netty, hilangnya nyawa pasien Ibu dan bayi dalam kandungan akibat tak ditangani segera adalah tragedi kemanusiaan yang harus menjadi perhatian berbagai pihak terkait. 

Kasus itu tak boleh dianggap enteng dan berlalu begitu saja. Seharusnya RS segera menangani  pasien hamil yang kritis. “Bukan malah ditolak yang membuat mereka harus mencari RS lainnya," kata Netty menambahkan. 

Tercatat seorang perempuan hendak melahirkan ditolak masuk ke ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONE) RSUD Subang untuk mendapatkan tindakan. RSUD Subang beralasan belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang, sedangkan ruang PONEK penuh. 

Penolakan ini membuat keluarga membawa korban menuju RS di Bandung, namun meninggal dalam perjalanan.  Netty mempertanyakan alasan penolakan tersebut. Apakah tak ada kebijaksanaan dalam prosedural administrasi saat kondisi darurat, seharusnya setiap pasien dalam keadaan kritis, apalagi Ibu hamil  yang akan melahirkan harus segera ditangani.

Ia mendesak Kemenkes segera memeriksa kasus ini secara transparan agar tidak menutup-nutupi hasil pemeriksaan kasus ini.

"Jika ditemukan adanya unsur kelalaian maka pihak yang bertanggung jawab harus menerima hukuman sesuai aturan berlaku,” kata Netty menegaskan.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta seluruh sistem pelayanan kesehatan di RSUD Subang diperiksa dan dievaluasi. "Agar tidak menjadi stigma sebagai RS dengan pelayanan buruk," katanya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI