Senayan Sebut Anggaran Riset BRIN Anjlok disebabkan Perencanaan Lemah

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 15 Februari 2023 | 12:03 WIB
Ilustrasi penelitian di laboratoroum (SinPo.id/pixabay.com)
Ilustrasi penelitian di laboratoroum (SinPo.id/pixabay.com)

SinPo.id -  Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyatakan menilai alokasi anggaran riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang anjlok akibat lembaga itu tidak mampu mengonsolidasikan program semua lembaga riset di bawah naungannya. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko bahkan dianggap tidak memiliki visi besar dalam mengembangkan riset nasional.

"Terjadi kontraksi anggaran riset yang dalam, pada tahun 2017 tersedia anggaran sebesar Rp 24,9 triliun atau 0,20 persen terhadap PDB. Kini merosot tinggal hanya sebesar Rp2,2 triliun atau 0,01 persen terhadap PDB,” ujar Mulyanto, Rabu, 15 Februari 2023.

Ia mengaku prihatin dengan anggaran riset nasional tahun 2023 yang akan dikelola BRIN yang hanya senilai Rp2,2 triliun. Angka ini disebut terendah sepanjang sejarah pembangunan Iptek nasional.

Mulyanto mengaku heran dengan minimnya alokasi anggaran riset kali ini. Padahal, di BRIN duduk dua orang Wakil Ketua Dewan Pengarah BRIN yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas.

Keduanya berwenang mengatur anggaran dan perencanaan pembangunan nasional. Tapi anehnya anggaran untuk lembaga yang dipimpinnya malah minim.

"BRIN bukan saja tak mampu mengkonsolidasikan anggaran riset dari badan litbang kementerian teknis,” kata Mulyanto menjelaskan.

Dengan peleburan 34 lembaga Iptek kedalam BRIN, praktis anggaran riset pemerintah terpusat di dalam BRIN, yang pada tahun 2023 dialokasikan sebesar Rp2,2 triliun atau 0.01 persen terhadap PDB.

Mantan Sekretaris Kemenristek era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu sedih mengetahui alokasi anggaran BRIN yang tidak seberapa lebih banyak dialokasikan untuk kegiatan dukungan manajemen daripada kegiatan riset.

Total anggaran BRIN untuk tahun 2023 sebesar Rp6,5 triliun, sekitar 65 persennya digunakan untuk kegiatan dukungan manajemen, seperti pembayaran gaji pegawai, perawatan gedung dan kendaraan dan lainya.  Sedangkan sisanya sebesar Rp2,2 triliun atau sebesar 35 persen digunakan untuk kegiatan penelitian.

"Dengan keterbatasan itu, alih-alih menghemat anggaran dukungan manajemen, langkah yang diambil Kepala BRIN malah penutupan berbagai pusat riset,” katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI