Polisi Tangkap Enam Guru di Kenya Gegara Hukum Murid Lakukan Adegan Tak Senonoh

Laporan: Sinpo
Jumat, 03 Februari 2023 | 00:27 WIB
Ilustrasi anak korban kekerasan seksual (SinPo.id/Pixabay)
Ilustrasi anak korban kekerasan seksual (SinPo.id/Pixabay)

SinPo.id -  Enam guru di Kenya ditangkap dan diskors dari sekolah. Ini terjadi setelah mereka menghukum siswa sekolah dasar dengan cara melakukan simulasi seksual sebagai hukuman.

Insiden itu viral setelah beredar video. Adapun lokasi pengambilan gambar berada di Nyamache, sebuah kota pedesaan, sekitar 300 kilometer (186 mil) dari ibu kota Nairobi.

"Enam guru, lima wanita dan seorang pria, ditangkap dan membantu penyelidikan. Hal lain dan laporan akan menyusul," kata polisi dalam sebuah laporan yang dilihat oleh AFP pada Jumat 3 Februari 2023. 

Untuk kepentingan penyelidikan, jaksa berusaha menahan mereka selama tujuh hari. 

Atas perbuatan itu, Komisi Layanan Guru (TSC) menskors keenam guru tersebut. Komisi Layanan Guru mengatakan video yang melibatkan enam siswa Kelas Dua menyebabkan "trauma, psikologis, penyiksaan mental, dan rasa malu pada anak di bawah umur."

"Anda menginstruksikan dan atau memaksa siswa, untuk terlibat dalam tindakan tidak senonoh atau tidak pantas yang menggambarkan homoseksualitas di dalam kompleks sekolah," tulis Evaleen Mitei dari TSC dalam sebuah surat kepada para guru.

"Para guru, yang juga hadir di pengadilan, memiliki waktu tiga minggu untuk membuat pembelaan tertulis terhadap penangguhan mereka," tambah Mitei.

Untuk diketahui, kasus itu menjadi viral setelah beredar rekaman 
menunjukkan empat anak laki-laki berseragam sekolah melakukan simulasi tindakan seksual di bawah pohon di halaman sekolah. Keenam guru itu pun menyaksikan perbuatan para murid laki-laki tersebut.

Di video berdurasi 29 detik itu, terdengar keenam guru itu mengobrol dan tertawa terbahak-bahak saat seorang anak bertelanjang dada menyeka air mata dari wajahnya. 

Insiden itu memicu kemarahan di media sosial dengan banyak seruan untuk tindakan di negara Kristen yang sebagian besar konservatif itu.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI