Analis Yakini Pembunuhan Warga Palestina Tetap Berlanjut

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 30 Januari 2023 | 08:23 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/ Reuters
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/ Reuters

SinPo.id - Rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mempermudah warga Israel memperoleh senjata api, dikhawatirkan akan meningkatkan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur.

Netanyahu mengatakan, akan mempercepat izin senjata untuk warga Israel dan menjanjikan langkah-langkah baru untuk memperkuat pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Pengumuman itu dibuat setelah kabinet keamanan Netanyahu menggelar pertemuan dengan politisi garis keras untuk membahas penembakan di Yerusalem Timur yang diduduki, dan menewaskan tujuh orang.

"Israel memiliki perdana menteri yang menjelaskan bahwa orang harus dipersenjatai dan mereka tidak akan melakukan apa pun untuk menghentikan pembunuhan warga Palestina. Jadi akan semakin banyak orang Palestina yang akan dibunuh," kata analis yang berbasis di Haifa, Diana Buttu, dilansir dari Al Jazeera, Senin 30 Januari 2023.

Menurut kementerian kesehatan Otoritas Palestina, sekitar 32 warga Palestina tewas bulan ini, dan lebih dari 200 orang tewas pada tahun 2022. PBB menyebutnya sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina selama 16 tahun.

Di antara mereka yang tewas tahun lalu, ada seorang jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh. Dia ditembak mati oleh pasukan Israel dengan peluru di kepala saat sedang melaporkan serangan militer Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada bulan Mei.

“Tidak satu pun dari kasus itu (terbunuhnya warga Palestina), tidak satu pun, yang diselidiki secara terbuka dan mengarah pada tuduhan, bahkan dalam kasus Shireen,” ungkap Buttu.

"Lebih dari 90 persen serangan yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Palestina, polisi tidak melakukan apa-apa, tentara tidak melakukan apa-apa, mereka hanya menutup arsip, tidak ada tuntutan yang diajukan," imbuhnya.

Sementara itu, rekan kebijakan senior di think tank Shabaka, Yara Hawari, mengatakan bahwa rencana Netanyahu yang sangat mengkhawatirkan akan menyebabkan lebih banyak serangan dan lebih banyak pembunuhan di luar proses hukum terhadap warga Palestina.

“Dengan langkah ini, Netanyahu memberi lampu hijau bagi semua warga Israel untuk melakukan kekerasan terhadap warga Palestina dengan impunitas penuh,” kata Hawari.

Pasalnya, Netanyahu telah menyatakan keputusannya sebagai bagian dari tindakan hukuman terhadap warga Palestina yang berusaha menyerang pasukan Israel. Rumah ereka yang menyerang Israel juga akan disegel dan dihancurkan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI