FAPSI Rangkul Akademisi Kawal Revolusi Sepak Bola Indonesia

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 14 Januari 2023 | 23:49 WIB
Koordinator nasional FAPSI Amsori Bahruddin Syah. Dok SinPo.id
Koordinator nasional FAPSI Amsori Bahruddin Syah. Dok SinPo.id

SinPo.id - Puluhan akademisi dari berbagai kota di Tanah Air mendeklarasikan berdirinya Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) di Jakarta, Sabtu, 14 Januari 2023. Latar belakang didirikannya FAPSI berangkat dari kegelisahan para akademisi melihat kondisi sepak bola Indonesia yang sangat memprihatinkan.

Koordinator nasional FAPSI Amsori Bahruddin Syah menilai desakan publik yang menginginkan perubahan besar dalam sepak bola Indonesia sangat banyak. Tetapi, tidak banyak memberikan dampak signifikan karena suara mereka tidak pernah didengar.

“Hadirnya FAPSI ini seperti arus besar yang akan membawa banyak aspirasi masyarakat pecinta sepak bola Indonesia. Jika selama ini aspirasi netizen atau suporter tidak didengarkan mungkin melalui para akademisi yang ikut bersuara akan didengarkan dan dijadikan pertimbangan kebijakan bagi stakeholder terkait dalam mewujudkannya,” kata Amsori dalam sambutannya.

Akademisi dari Universitas Nasional (UNAS) itu mengatakan para akademisi yang ada dalam FAPSI merupakan tokoh yang memiliki kapasitas, kepakaran, dan ahli di bidangnya dengan kualifikasi keilmuan yang mumpuni. Selain itu, mereka bagian dari masyarakat pecinta sepak bola Indonesia.

“Sehingga, dalam membedah permasalahan soal sepak bola, hasil kajian dan analisanya memiliki pijakan keilmuan yang kuat. Para akademisi kita ada dari professor dan guru besar bidang keolahragaan, ahli teknik sipil, ahli ekonomi, ahli manajemen, ahli bidang SDM, ahli bidang politik, sosiologi, komunikasi dan lain-lain. Mereka memiliki komitmen dengan keahliannya turut serta mengawal dan mendorong lahirnya revolusi sepak bola Indonesia,” kata Amsrori.

Sementara itu, dalam forum yang sama, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Ma’mun Murod mengapresiasi kehadiran FAPSI. Menurut dia, kehadiran para akademisi dalam komunitas FAPSI diharapkan dapat membantu meyampaikan kegelisahan dan aspirasi masyarakat Indonesia terkait perbaikan sepak bola nasional.

"Pembentukan forum akademisi ini sangat luar biasa. Saya kira kalau orang kampus yang bicara akan didengar dan dipertimbangkan cukup serius," kata Ma'mun.

Wacana revolusi sepak bola Indonesia, kata Ma'mun, sangat tepat dan keharusan di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang minim prestasi. Selain itu, tragedi Kanjuruhan yang menelan korban 135 nyawa sampai saat ini belum ada yang mau bertanggung jawab.

"Ini kan luar biasa. Yaitu Menggambarkan sesungguhnya bagaimana kondisi pengelolaan sepak bola di Indonesia. Saya kira seruan dan tuntutan untuk melakukan revolusi sepak bola Indonesia sebuah keharusan yang mesti kita lakukan. Revolusi itu adalah ekstrem, perubahan yang fundamental dan berlangsung cepat. Kita tidak ada pilihan," kata dia.

Ma'mun mengaku sudah geram dengan tingkah federasi sepak bola Indonesia atau PSSI yang seolah tidak mau bertanggung jawab di awal tragedi Kanjuruhan. Kegeraman itu ia tulis di Twitter dan berbagai kesempatan sebagai bentuk aspirasi dari kalangan akademisi.

"Baik di Twitter atau di mana pun saya sampaikan, Ketua Umum PSSI harus mundur. Tapi tidak ada reaksi apa pun, untung ada KLB. Saya teriak, ketua Arema itu harus mundur itu pun tidak ada respon apapun, padahal dunia kampus yang ngomong," kata dia.

Ma'mun berharap FAPSI bisa mewarnai wacana dan dinamika sepak bola Indonesia, terutama dalam memberikan masukan untuk perbaikan sepak bola ke depan. Sebab, pascatragedi Kanjuruhan banyak pihak mulai sadar dan menyuarakan pentingnya revolusi sepak bola Indonesia 

"Saya kira harapan (masyarakat) itu ada pada kelompok-kelompok kecil, di forum akademisi. Ini hal yang baru, bila perlu dibuat (koordinator wilayah) di seluruh Indonesia, akademisinya tampil dan saat ada momentum Kongres PSSI kita harus berteriak terkait pengembangan sepak bola Indonesia," ujarnya.

Hadir 5 narasumber dalam seminar dan deklarasi FAPSI bertajuk 'Revolusi Sepak Bola Indonesia: Roadmap Indonesia Menuju Piala Dunia'. Mereka, yakni Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Ma'mun Murod Al-Barbasyi, dosen Ilmu Politik dari Universitas Nasional Amsori Bahruddin Syah, dosen Dosen Manajemen Strategis Universitas Indonesia Agus Sugiharto.

Selain itu, Dosen Tes dan Pengukuran Olahraga Atlet, Pendidikan Olahraga, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Widiastuti, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta Inggar Saputra, Dosen Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Dikdik Zafar Sidik.sinpo

Komentar: