DPR Nilai Kerja Pemerintah Berhasil Tekan Gelombang Covid-19

Laporan: Juven Martua Sitompul
Jumat, 06 Januari 2023 | 20:31 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. (SinPo.id/ Munchen)
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. (SinPo.id/ Munchen)

SinPo.id - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menilai pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) berhasil menangani pandemi Covid-19. Kebijakan yang diterapkan pemerintah sejauh ini bahkan turut menjaga stabilitas ekonomi nasional hingga bertahan terhadap krisis.

“Saya kira tentu pantas kita berterima kasih dan bersyukur ya, karena hasil kerja sama kolaborasi gotong royong antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan rakyat, kita sudah menjalankan itu karena kuncinya kan kerja sama,” kata Rahmad Handoyo kepada wartawan, Jakarta, Jumat, 6 Desember 2023.

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini menilai penanganan pandemi di Indonesia sangat berbeda dengan negara luar. Salah satunya, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan vaksinasi yang cukup berhasil menekan laju virus Covid-19.

“Bahwa yang membedakan negara lain dengan negara kita itu pemerintah menjalankan PPKM makanya protokol kesehatan itu termasuk kebijakan-kebijakan strategis itu menjadi kunci. Dengan adanya aturan PPKM itulah yang membuat kita beda dengan negara lain. Ada aturan-aturan cara bermasker, coba dibandingkan dengan negara lain, begitu abai negara lain itu,” ujarnya.

Kebijakan pemerintah lain yang berhasil membuat Indonesia cepat terbebas dari gelombang pandemi adalah vaksinasi secara massal kepada seluruh masyarakat dengan tingkat usia. Varian Covid-19 seperti Delta hingga Omicron mampu diatasi oleh pemerintah lewat vaksinasi tersebut.

"Yang kedua kebijakan pemerintah dengan kekebalan berkelompok kita melalui vaksinasi. Nah vaksinasi 1 dan 2 itulah yang membedakan sudah sesuai dengan target dan pada saat gelombang Delta kemarin begitu banyak masyarakat yang sudah terkena Covid-19 secara alami membentengi tubuh, membentengi masyarakat dengan kekebalan berkelompok karena sudah begitu banyak yang tersebar,” ucapnya.

Meski pemerintah sudah mencabut PPKM, Rahmad meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan tidak terlalu euforia agar Indonesia tetap terhindar dari ancaman pandemi berikutnya.

“Saya kira sudah disampaikan oleh pemerintah kita tidak boleh euforia, meskipun PPKM dihapus jangan anggap Covid-19 sudah tidak ada, jangan menganggap Covid-19 tidak berbahaya itu berisiko. Karena Covid-19 sekarang masih mematikan, khususnya bagi orang yang beresiko. Dengan fakta ini saya kira kita tidak boleh lengah, tingkatkan kesadaran menggunakan protokol kesehatan meskipun itu tidak wajib lagi dan tidak mengharuskan bermasker," kata dia.

Dia mengimbau kepada seluruh warga tetap menggunakan protokol kesehatan. Terutama, di ruang tertutup sekalipun tidak ada aturan yang memaksa menerapkan protokol kesehatan.

Menurut dia, dua kebijakan pemerintah, yakni PPKM dan vaksinasi adalah langkah tepat. Dia berharap masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan dan tetap bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan keluarganya. 

“Saya kira protokol kesehatan tetap diterapkan, masyarakat tidak boleh lengah dan melanjutkan vaksinasi. Ini tanggung jawab bersama untuk terhindar dari potensi kemungkinan adanya varian dari luar negeri atau mutasi dari sub varian yang lain,” kata dia.

Dia turut mengacungi jempol atas keberhasilan pemerintah mengendalikan pandemi Covid-19. Apalagi, pujian keberhasilan pemerintah menekan laju Covid-19 ini juga datang dari negara-negara luar.

“Kalau dibilang baik ya, negara lain saja menganggap baik dan berhasil kendalikan pandemi, memang realitanya ya baik, kita kan Apple to Apple dengan negara-negara lain dong yang banyak korban, tapi kita kan sekarang ini kondisinya on the track,” kata dia.

Terakhir, Rahmad menekankan agar masyarakat hati-hati. Masyarakat diminta tidak berpuas diri apalagi euforia berlebihan meski penanganan pandemi di Indonesia baik.

"Tetap seperti yang saya sampaikan tadi menumbuhkan kesadaran, tetap menggunakan sukarela protokol kesehatan dan vaksinasi, karena ingat masukan dari epidemilog bahwa situasi global masih dinamis, artinya bisa potensi bermutasi kemudian untuk kasus lain itu lagi ada,” tegas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bangga Indonesia menjadi salah satu negara G20 yang tak mengalami gelombang pandemi Covid-19 selama sepuluh bulan belakangan.

"Dan mungkin perlu sedikit saya tambahkan bahwa Indonesia termasuk satu dari 4 negara G20 yang dalam 10-11 bulan berturut turut tidak mengalami gelombang pandemi," kata Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI